Loading...
Mempersiapkan pengalaman terbaik untuk Anda
Kebakaran di kantor sangat berdampak buruk, baik bagi keselamatan nyawa hingga hilangnya data. Oleh karena itu, penting mengetahui langkah pencegahan risiko kebakaran di kantor. Berikut beberapa langkah tepat untuk mencegah risiko kebakaran di kantor:
1. Menyediakan Peralatan dan Sistem Pemadam Kebakaran
Langkah pertama yang bisa dilakukan untuk mencegah kebakaran di kantor, yakni dengan menyediakan peralatan pemadam kebakaran yang memadai. Setiap kantor minimal harus memiliki alat pemadam api ringan (APAR). Lebih baik lagi jika memiliki proteksi kebakaran lainnya seperti fire alarm, fire hydrant, dan fire sprinkler. Dengan begitu, bila muncul api dapat segera dipadamkan sebelum membesar.
2. Rutin Inspeksi Peralatan dan Sistem Pemadam Kebakaran
Rutin melakukan inspeksi alat dan sistem pemadam kebakaran guna memastikan kesiapan saat menghadapi bahaya kebakaran. Sehingga, saat terjadi kebakaran, alat dan sistem dapat digunakan dengan baik. Sesuai UU Nomor 28 Tahun 2002 tentang bangunan gedung dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26/PRT/M/2008 terdapat ketentuan terkait inspeksi alat pemadam kebakaran yang harus diikuti.
Berikut adalah langkah-langkah umum untuk waktu inspeksi alat pemadam kebakaran sesuai dengan regulasi tersebut:
3. Pemeliharaan Peralatan Kantor
Peralatan kantor juga harus dipastikan selalu dalam kondisi baik. Peralatan kantor yang memerlukan perawatan dan pemeriksaan rutin meliputi beragam aspek, seperti peralatan listrik, peralatan dapur, dan peralatan elektronik. Pemeriksaan secara rutin untuk mencegah terjadinya kerusakan yang dapat mengakibatkan bahaya seperti kebakaran di kantor. Segera lakukan perbaikan jika diperlukan.
4. Pelatihan Keselamatan Kerja
Langkah selanjutnya, seluruh karyawan wajib mendapatkan pelatihan keselamatan terkait pengetahuan risiko kebakaran, tindakan pencegahan, dan respons darurat. Karyawan juga harus dilatih dalam penggunaan APAR untuk mencegah kebakaran awal. Perusahaan juga bisa memilih beberapa orang tertentu untuk tugas-tugas tertentu, seperti memandu evakuasi dan mengoperasikan fire hydrant.
5. Bentuk Fire Brigade
Perusahaan juga harus membentuk fire brigade untuk memberikan respons cepat dan terorganisir dalam kasus kebakaran. Fire brigade dapat dikelompokkan menjadi beberapa tim dengan tugas yang berbeda-beda. Seperti ada tim yang melakukan inspeksi alat pemadam kebakaran, mengoperasikan APAR maupun hydrant saat terjadi kebakaran, hingga memandu penghuni gedung dalam proses evakuasi.
Meminimalisir risiko kebakaran di kantor sangatlah penting. Oleh sebab itu, langkah pencegahan wajib dilakukan oleh setiap perusahaan. Dengan mengetahui langkah pencegahannya maka kita dapat lebih berhati-hati dan mengantisipasi kemungkinan bahaya yang terjadi.
Dalam menjaga keselamatan di lingkungan kerja berpotensi berbahaya, lifeline merupakan alat yang sangat penting. Dengan memilih dan menggunakan lifeline yang tepat, pekerja dapat bekerja dengan lebih percaya diri dan aman di ketinggian, mengurangi risiko jatuh bebas dan cedera yang serius. Namun, keselamatan tidak hanya tergantung pada pemilihan lifeline yang sesuai, tetapi juga pada pemahaman dan penggunaan yang benar oleh para pekerja.
Pentingnya kesadaran dan pelatihan dalam penggunaan lifeline tidak boleh diabaikan. Para pekerja perlu diberikan pemahaman mendalam tentang cara menggunakan lifeline dengan benar, termasuk cara memasangnya, mengaitkan diri dengan benar, dan melakukan inspeksi rutin untuk memastikan kondisi lifeline tetap optimal. Hal ini akan memastikan bahwa lifeline dapat berfungsi sebagaimana mestinya dalam situasi darurat dan memberikan perlindungan maksimal bagi para pekerja.
Lifeline adalah alat penting yang digunakan dalam berbagai industri untuk melindungi keselamatan para pekerja di lingkungan kerja yang berpotensi berbahaya. Beberapa contoh penggunaan lifeline meliputi:
Tips Memilih Lifeline yang Tepat
Ketika memilih lifeline, ada beberapa faktor penting yang perlu dipertimbangkan agar memastikan keselamatan dan kinerja optimal. Berikut adalah beberapa tips dalam memilih lifeline yang tepat:
1. Control Panel Fire Alarm
Dalam instalasi fire alarm system dibutuhkan sebuah panel, karena sistem ini bekerja secara otomatis. Sehingga membutuhkan panel untuk mengontrol semuanya.
Panel tersebut bernama MCFA (Master control fire alarm) atau yang lebih sering disebut dengan panel fire alarm. MCFA akan berperan sebagai panel pusat yang akan mengatur dan mengendalikan semua detektor dan alarm bell yang terpasang.
Jadi semua data dan sinyal yang diberikan detector akan diolah MCFA. Kemudian baru mengeluarkan output berupa suara bunyi alarm maupun disertai dengan indikator visual. Dengan seperti ini, petugas yang memiliki tanggung jawab di bangunan tersebut bisa segera mengetahui lokasi kebakaran.
2. Audible Visual Fire Alarm
Menjadi komponen yang sangat penting, karena komponen inilah yang akan memberikan tanda kepada orang-orang disekitar jika sedang terjadi kebakaran. Nah, komponen peringatan fire alarm ini dibagi menjadi 3 macam dengan fungsi yang berbeda-beda, sebagai berikut.
Sebenarnya beberapa jenis audible visual fire alarm memiliki fungsi dan tujuan yang sama. Hanya saja, Anda bisa sesuaikan dengan peringatan seperti apa yang sedang dibutuhkan untuk proteksi bangunan Anda.
3. Power Supply
Seperti yang kita tahu bahwa, fire alarm system memiliki banyak detector, apalagi yang menggunakan model Full Addressable. Maka dari itu, dibutuhkan daya listrik yang lumayan besar agar semua detektor bisa terus aktif dan siap siaga.
Itulah mengapa dibutuhkan peran power supply untuk terus memberikan daya listrik ke seluruh jaringan instalasi sistem alarm kebakaran.
Penerangan yang buruk bukan berati yang gelap. Namun penerangan yang baik ditempat kerja adalah yang tidak menyilaukan, yang tidak berkedip, yang tidak menimbulkan bayangan kontras dan tidak menimbulkan panas. Biasanya intensitas pencahayaan dinyatakan dalam satuan Lux.
Dalam bekerja tentunya pencahayaan ini sangat penting, sehingga dalam regulasi pemerintah telah dibuatkan standarisasi berkaitan tingkat pencahayaan untuk jenis-jenis pekerjaan tertentu. Misalnya untuk penerangan di halaman dan jalan standar yang ditetapkan pemerintah yaitu setidaknya 20 lux.
Atau untuk pekerjaan yang sifatnya mengerjakan bahan-bahan yang kasar, atau pergudangan untuk menyimpan barang-barang besar dan kasar setidaknya perlu 50 lux. Semakin teliti maka semakin tinggi juga intensitas yang diperlukan namun tetap ada batasannya. Karena pencahayaan yang terlalu terang juga bisa membahayakan.
Penerangan yang buruk atau yang tidak sesuai dengan jenis pekerjaannya akan menimbulkan risiko pada pekerja seperti kelelahan mata, berkurangannya kemampuan mampu hingga kerusakan indera mata.
Di beberapa kondisi, penerangan yang buruk juga dapat mengakibatkan kecelakaan kerja. Oleh karena itu penting memastikan bahwa kita bekerja dengan penerangan yang baik. Aturan terkait pencahayaan bisa dilihat di Permenaker no 5 tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja (halaman 61)
Mengetahui klasifikasi area berbahaya merupakan hal yang sangat penting dalam lingkungan kerja karena dapat membantu mengidentifikasi potensi bahaya dan risiko yang mungkin terjadi. Kecelakaan kerja dapat memiliki dampak negatif yang serius, termasuk cedera fisik yang parah atau bahkan kematian bagi pekerja yang terlibat.
Selain itu, kecelakaan juga dapat merugikan perusahaan dengan menyebabkan kerusakan pada peralatan dan properti, mengganggu produktivitas, serta menimbulkan biaya medis dan kompensasi yang tinggi.
Tips Menerapkan Tindakan Pencegahan di Tempat Kerja
Menerapkan tindakan pencegahan di tempat kerja memerlukan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu dalam menerapkan tindakan pencegahan di tempat kerja:
Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman adalah tanggung jawab bersama. Keselamatan kerja merupakan prioritas yang harus dipegang oleh semua pihak terlibat, baik manajemen perusahaan maupun para pekerja. Dengan memahami klasifikasi area berbahaya dan mengambil tindakan pencegahan yang tepat, kita dapat meminimalkan risiko kecelakaan kerja yang serius.
Dan dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang sesuai, seperti pelatihan keselamatan, penggunaan peralatan pelindung diri, dan penegakan prosedur keselamatan, kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman bagi semua.