Loading...
Mempersiapkan pengalaman terbaik untuk Anda
Melansir dari laman Vokasi Kemendikbud, pekerjaan ini disebut dengan underwater welder. Underwater welder atau ahli las bawah air merujuk pada profesi pengelasan yang dilakukan di bawah air. Pengelasan biasanya dilakukan di dalam laut, tepatnya di tengah laut lepas.
Dengan gaji bisa sampai Rp3 miliar per tahun, mereka harus berhadapan dengan berbagai bahaya mengancam, seperti: terkena arus listrik, terkena tekanan rendah bawah air, menghirup gas alat kerja, gangguan hewan dalam laut misalnya ikan besar.
Mungkin sebagian dari kamu para milenial masih bingung kira-kira pekerjaan apa yang membuat cepat kaya. Ada salah satu pekerjaan yang jarang diketahui oleh banyak orang. Salah satu pekerjaan yang berpenghasilan tinggi dan jarang diketahui orang adalah tukang las bawah air.
Berikut 6 fakta menarik mengenai tukang las bawah air yang jarang diketahui orang.
1. Tukang las bawah air dibayar tinggi
Tukang las bawah air memang benar-benar dibayar tinggi dan dibayar per jam. Tentu saja hal ini sebanding dengan banyaknya risiko yang bisa dia dapatkan. Penyelam komersial dan tukang las bawah air memiliki upah rata-rata per jam 26,32 dolar AS (sekitar Rp 370 ribu) sedangkan upah tahunan rata-rata sekitar 54.750 dolar AS (sekitar Rp771 juta).
2. Pelatihan khusus
Untuk bekerja pada bidang ini, mereka tidak hanya dilatih dalam pengelasan, tetapi juga dilatih untuk menyelam yang disebut scuba diving. Scuba merupakan singkatan dari Self-Contained Underwater Breathing Apparatus atau Perangkat Bernapas Bawah Air yang Berdiri Sendiri. Tidak semua perusahaan yang mempekerjakan tukang las bawah air memiliki kualifikasi yang sama untuk pekerjaan berisiko tersebut. Namun tentu saja, perusahaan tidak akan memilih sembarang orang dan mempunyai sertifikat dalam bidang ini tentu saja menjadi poin tambahan.
3. Membantu Melindungi Lingkungan
Ada banyak saluran pipa yang melintasi berbagai kedalaman samudera dan membawa minyak di dalam saluran pipa. Ini tentu saja membuatnya selalu membutuhkan pemantauan dan perbaikan terus-menerus. Bila ada kebocoran minyak, tentu saja akan merusak alam di bawah air, perusahaan juga bisa terkena imbasnya, biasanya akan di denda. Pengelasan adalah cara terbaik untuk memperbaiki logam yang rusak atau melemah dan menjaga kebocoran pipa-pipa saluran minyak.
4. Alat yang diperlukan cukup berbahaya
Pengelasan di bawah air harus berhadapan dengan bahaya listrik. Mereka biasanya menggunakan tiga ratus hingga empat ratus ampere arus listrik untuk menyalakan alat pengelasan. Bentuk paling umum dari pengelasan yang mereka gunakan di sana adalah Pengelasan Busur. Alat ini memanaskan target dan membentuk gelembung dari dekonstruksi lapisan elektroda. Mereka mentransfer tetes logam mirip dengan penggunaan lem, tetapi pada skala yang lebih kuat.
5. Adanya risiko pengelasan bawah air
Risiko utama mengambil pekerjaan di bidang pengelasan bawah air seperti yang dikatakan pada poin di atas, aliran arus listrik. Namun selain itu ada juga bahaya penyakit terkait dekompresi yang melibatkan jumlah tekanan dan gas yang bisa terhirup saat menyelesaikan pekerjaan. Dalam kasus yang jarang terjadi, bisa ada efek yang lebih parah yang melibatkan gangguan muskuloskeletal tubuh. Gangguan muskuloskeletal adalah suatu kondisi yang mengganggu fungsi sendi, ligamen, otot, saraf dan tendon, serta tulang belakang.
6. Gelembung adalah teman, namun bisa juga musuh
Gelembung sangat penting ketika melakukan pengelasan bawah air. Sebuah gelembung gas besar biasanya terbentuk di sekitar busur dan merupakan pelindung utama. Mengandung tujuh puluh persen hidrogen, dua puluh lima persen karbon dioksida dan lima persen karbon monoksida. Gelembung diciptakan oleh pembakaran fluks yang menciptakan reaksi kimia. Meskipun gelembung yang dibuat membantu proses pengelasan, gelembung kadang juga bisa menimbulkan masalah.
Mengetahui klasifikasi area berbahaya merupakan hal yang sangat penting dalam lingkungan kerja karena dapat membantu mengidentifikasi potensi bahaya dan risiko yang mungkin terjadi. Kecelakaan kerja dapat memiliki dampak negatif yang serius, termasuk cedera fisik yang parah atau bahkan kematian bagi pekerja yang terlibat.
Selain itu, kecelakaan juga dapat merugikan perusahaan dengan menyebabkan kerusakan pada peralatan dan properti, mengganggu produktivitas, serta menimbulkan biaya medis dan kompensasi yang tinggi.
Tips Menerapkan Tindakan Pencegahan di Tempat Kerja
Menerapkan tindakan pencegahan di tempat kerja memerlukan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu dalam menerapkan tindakan pencegahan di tempat kerja:
Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman adalah tanggung jawab bersama. Keselamatan kerja merupakan prioritas yang harus dipegang oleh semua pihak terlibat, baik manajemen perusahaan maupun para pekerja. Dengan memahami klasifikasi area berbahaya dan mengambil tindakan pencegahan yang tepat, kita dapat meminimalkan risiko kecelakaan kerja yang serius.
Dan dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang sesuai, seperti pelatihan keselamatan, penggunaan peralatan pelindung diri, dan penegakan prosedur keselamatan, kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman bagi semua.
Dalam menjaga keselamatan di lingkungan kerja berpotensi berbahaya, lifeline merupakan alat yang sangat penting. Dengan memilih dan menggunakan lifeline yang tepat, pekerja dapat bekerja dengan lebih percaya diri dan aman di ketinggian, mengurangi risiko jatuh bebas dan cedera yang serius. Namun, keselamatan tidak hanya tergantung pada pemilihan lifeline yang sesuai, tetapi juga pada pemahaman dan penggunaan yang benar oleh para pekerja.
Pentingnya kesadaran dan pelatihan dalam penggunaan lifeline tidak boleh diabaikan. Para pekerja perlu diberikan pemahaman mendalam tentang cara menggunakan lifeline dengan benar, termasuk cara memasangnya, mengaitkan diri dengan benar, dan melakukan inspeksi rutin untuk memastikan kondisi lifeline tetap optimal. Hal ini akan memastikan bahwa lifeline dapat berfungsi sebagaimana mestinya dalam situasi darurat dan memberikan perlindungan maksimal bagi para pekerja.
Lifeline adalah alat penting yang digunakan dalam berbagai industri untuk melindungi keselamatan para pekerja di lingkungan kerja yang berpotensi berbahaya. Beberapa contoh penggunaan lifeline meliputi:
Tips Memilih Lifeline yang Tepat
Ketika memilih lifeline, ada beberapa faktor penting yang perlu dipertimbangkan agar memastikan keselamatan dan kinerja optimal. Berikut adalah beberapa tips dalam memilih lifeline yang tepat:
Penerangan yang buruk bukan berati yang gelap. Namun penerangan yang baik ditempat kerja adalah yang tidak menyilaukan, yang tidak berkedip, yang tidak menimbulkan bayangan kontras dan tidak menimbulkan panas. Biasanya intensitas pencahayaan dinyatakan dalam satuan Lux.
Dalam bekerja tentunya pencahayaan ini sangat penting, sehingga dalam regulasi pemerintah telah dibuatkan standarisasi berkaitan tingkat pencahayaan untuk jenis-jenis pekerjaan tertentu. Misalnya untuk penerangan di halaman dan jalan standar yang ditetapkan pemerintah yaitu setidaknya 20 lux.
Atau untuk pekerjaan yang sifatnya mengerjakan bahan-bahan yang kasar, atau pergudangan untuk menyimpan barang-barang besar dan kasar setidaknya perlu 50 lux. Semakin teliti maka semakin tinggi juga intensitas yang diperlukan namun tetap ada batasannya. Karena pencahayaan yang terlalu terang juga bisa membahayakan.
Penerangan yang buruk atau yang tidak sesuai dengan jenis pekerjaannya akan menimbulkan risiko pada pekerja seperti kelelahan mata, berkurangannya kemampuan mampu hingga kerusakan indera mata.
Di beberapa kondisi, penerangan yang buruk juga dapat mengakibatkan kecelakaan kerja. Oleh karena itu penting memastikan bahwa kita bekerja dengan penerangan yang baik. Aturan terkait pencahayaan bisa dilihat di Permenaker no 5 tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja (halaman 61)
Dalam dunia industri, keselamatan merupakan hal yang tak bisa diabaikan. Lifeline, atau tali pengaman safety, menjadi salah satu alat penting dalam menjaga keselamatan para pekerja, terutama di lingkungan kerja yang tinggi atau berbahaya. Dan Lifeline bukan hanya sekadar tali biasa, tetapi sebuah sistem pengaman yang dirancang untuk menahan atau menopang beban serta mengamankan pekerja dari jatuh atau tergelincir.
Pengertian Lifeline
Lifeline merupakan tali yang menjadi bagian integral dari sistem keselamatan yang dirancang untuk melindungi pekerja di lingkungan kerja yang memerlukan perlindungan dari jatuh atau tergelincir. Bahan yang digunakan untuk membuat lifeline biasanya dipilih karena kekuatan dan ketahanannya terhadap tekanan dan keausan, seperti nilon yang kuat atau baja tahan lama. Namun, selain kekuatan materi, desain lifeline juga memperhitungkan fleksibilitas agar pengguna dapat bergerak dengan relatif bebas tanpa mengorbankan keamanan.
Attachment point pada lifeline menjadi komponen kunci yang memungkinkan pengguna terhubung ke anchor point dengan aman. Anchor point biasanya dipasang pada struktur yang stabil dan kuat, seperti dinding beton atau tiang baja, untuk memastikan bahwa lifeline dapat menahan beban pengguna dengan efektif. Pemasangan attachment point dan anchor point harus dilakukan dengan cermat sesuai dengan panduan keselamatan yang berlaku, serta mempertimbangkan faktor-faktor seperti beban maksimum yang akan ditanggung oleh lifeline dan posisi pengguna saat bekerja.
Dalam situasi darurat, lifeline menjadi jaminan bagi keselamatan pekerja. Ketika terjadi kejadian tak terduga seperti jatuh atau tergelincir, lifeline akan mencegah pengguna jatuh ke bawah dengan menahan beban tubuhnya. Oleh karena itu, penggunaan lifeline tidak hanya mengurangi risiko kecelakaan, tetapi juga memberikan kepercayaan diri ekstra bagi pekerja yang harus beroperasi di ketinggian atau lingkungan kerja yang berpotensi berbahaya.
Fungsi Lifeline
Lifeline memiliki beberapa fungsi utama yang mendukung keselamatan dan efisiensi di lingkungan kerja yang berpotensi berbahaya:
Manfaat Lifeline
Penggunaan lifeline dalam lingkungan kerja membawa berbagai manfaat yang signifikan bagi keselamatan dan produktivitas: