Loading...
Mempersiapkan pengalaman terbaik untuk Anda
Memiliki karyawan dengan kualitas kerja yang kurang baik? Bila ya, kamu harus tahu tips-tips jitu untuk memperbaiki kinerja karyawan. Tak dapat dipungkiri bahwa menjaga semangat karyawan itu memang pekerjaan yang sulit. Bahkan, riset The HR Digest menunjukkan bahwa masih banyak perusahaan yang tidak puas dengan kinerja karyawan mereka.
Namun, hal ini telah menjadi bagian penting dari pekerjaan setiap pegiat HR. Jika performa karyawan tidak berkembang, bisnis perusahaan bakal terhambat. Untungnya, di era modern ini tersedia banyak rencana kerja dan tindakan yang bisa kamu manfaatkan untuk meningkatkan kinerja karyawan.
Yuk, simak contoh-contoh beserta pemaparan lengkapnya dalam rangkuman di bawah ini!
Cara Mengidentifikasi Karyawan yang Berkinerja Buruk
Sebelum mengetahui tips memperbaiki kinerja karyawan, kamu perlu tahu dulu cara mengidentifikasi karyawan yang berkinerja buruk. Sejatinya, terdapat tiga tanda penting dari karyawan yang memiliki kinerja buruk, di antaranya yaitu:
Umumnya, hal-hal di atas bisa disebabkan oleh banyak hal. Seperti tidak ada opsi jenjang karier dari perusahaan, minimnya penawaran benefit, hingga daftar pekerjaan yang terlalu menumpuk.
Nah, apabila karyawanmu menunjukkan ciri-ciri tersebut, berikut adalah sejumlah trik yang bisa kamu ikuti untuk memperbaiki performa mereka.
6 Tips Memperbaiki Kinerja Karyawan
1. Mengidentifikasi penurunan kinerja karyawan
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kamu perlu mengidentifikasi penurunan kinerja karyawan terlebih dahulu. Penurunan kinerja akan selalu memiliki alasannya tersendiri. Sebagai contoh, karyawan merasa tertekan oleh beban kerja yang tinggi, faktor eksternal seperti masalah keluarga, dan lainnya.
Nah, daripada kamu berasumsi, tips pertama ini lah yang harus dilakukan. Caranya, kamu bisa mengundang karyawan ke berdiskusi 1-on-1. Gunakan pendekatan yang lembut agar karyawan tidak merasa cemas.
Kemudian, tanyakan mengenai permasalahan yang sedang mereka hadapi dan berikan solusi serta saran yang sesuai untuk menenangkan karyawan. Untuk sesi ini dapat dilakukan secara berkala agar karyawan merasa diberi perhatian dan lakukan evaluasi.
2. Memberikan arahan dan penjelasan ekspektasi secara jelas
Tips memperbaiki kinerja karyawan berikutnya adalah memberikan arahan dan penjelasan ekspektasi secara jelas. Terkadang, kinerja yang buruk terjadi karena karyawan tidak tahu standar yang diharapkan oleh atasan.
Dengan menjelaskan ekspektasi tersebut, diharapkan karyawan akan bekerja lebih giat untuk mencapai standar yang diinginkan. Agar lebih jelas, kamu pun bisa memberikan KPI kepada karyawan yang tentunya telah disetujui oleh atasannya.
3. Merencanakan peningkatan kinerja karyawan
Sebagai bagian dari tim HR, kamu memiliki tanggung jawab untuk memantau kinerja karyawan. Salah satu cara untuk memperbaiki kinerja karyawan yang buruk adalah dengan membuat performance improvement plan (PIP).
Setelah berdiskusi dengan karyawan yang mengalami penurunan kinerja, kamu dapat mulai membuat rencana tersebut. Dari rencana ini bisa memberikan struktur baru kepada kamu sebagai HR dan karyawan dengan langkah-langkah yang direncanakan. Harapannya tak lain untuk menghasilkan perubahan dalam performa mereka.
Jangan lupa juga untuk diskusikan rencana tersebut dengan karyawan. Biasanya, rencana ini perlu disampaikan secara tertulis dan mencakup tujuan yang lebih spesifik.
4. Memberikan apresiasi saat kinerja karyawan meningkat
Tips memperbaiki kinerja karyawan selanjutnya adalah dengan memberikan apresiasi saat kinerja karyawan meningkat. Jika tips-tips sebelumnya sudah dijalankan, saatnya kamu memberi karyawan kesempatan untuk meningkatkan kinerjanya.
Perlu diingat, tidak boleh memberikan tekanan berlebihan, karena beberapa orang malah merasa enggan bila dipaksa untuk berubah. Beri waktu bagi mereka untuk benar-benar meningkatkan kinerjanya.
Tentu saja perubahan memerlukan waktu yang tidak singkat. Namun, jangan biarkan terlalu lama, sehingga perlu ditetapkan batas waktu yang wajar. Kunci pada langkah ini ialah memberi apresiasi pada karyawan ketika terjadi peningkatan kinerja. Baik itu peningkatan kecil maupun besar, perubahan tersebut tetap perlu diakui.
Dengan begitu, akan membuat karyawan merasa dihargai oleh perusahaan dan mendorong mereka untuk terus meningkatkan kinerjanya.
5. Memberikan sanksi jika penurunan berlanjut
Memberikan sanksi tidak selalu menjadi strategi yang tepat. Inisiatif ini seharusnya menjadi langkah terakhir yang diambil jika perusahaan merasa kesulitan mencari solusi.
Sanksi terkadang bisa membuat karyawan merasa tertekan, terutama jika sanksi diberikan untuk pelanggaran minor. Namun, jika pelanggarannya cukup serius dan tidak dapat diterima, kamu dapat memberikan sanksi yang sesuai.
6. Lakukan mutasi pekerjaan
Tips memperbaiki kinerja karyawan yang terakhir adalah melakukan mutasi pekerjaan. Apabila penurunan kinerja disebabkan oleh ketidakcocokan antara pekerjaan dan kemampuan atau minat mereka, mutasi bisa menjadi pilihan.
Cobalah tanyakan kepada karyawan mengenai jenis pekerjaan yang lebih sesuai dengan kemampuan mereka. Mungkin ada posisi kosong di departemen lain yang lebih sesuai, sehingga karyawan akan lebih termotivasi dan produktif.
sumber: gajigesa
1. Control Panel Fire Alarm
Dalam instalasi fire alarm system dibutuhkan sebuah panel, karena sistem ini bekerja secara otomatis. Sehingga membutuhkan panel untuk mengontrol semuanya.
Panel tersebut bernama MCFA (Master control fire alarm) atau yang lebih sering disebut dengan panel fire alarm. MCFA akan berperan sebagai panel pusat yang akan mengatur dan mengendalikan semua detektor dan alarm bell yang terpasang.
Jadi semua data dan sinyal yang diberikan detector akan diolah MCFA. Kemudian baru mengeluarkan output berupa suara bunyi alarm maupun disertai dengan indikator visual. Dengan seperti ini, petugas yang memiliki tanggung jawab di bangunan tersebut bisa segera mengetahui lokasi kebakaran.
2. Audible Visual Fire Alarm
Menjadi komponen yang sangat penting, karena komponen inilah yang akan memberikan tanda kepada orang-orang disekitar jika sedang terjadi kebakaran. Nah, komponen peringatan fire alarm ini dibagi menjadi 3 macam dengan fungsi yang berbeda-beda, sebagai berikut.
Sebenarnya beberapa jenis audible visual fire alarm memiliki fungsi dan tujuan yang sama. Hanya saja, Anda bisa sesuaikan dengan peringatan seperti apa yang sedang dibutuhkan untuk proteksi bangunan Anda.
3. Power Supply
Seperti yang kita tahu bahwa, fire alarm system memiliki banyak detector, apalagi yang menggunakan model Full Addressable. Maka dari itu, dibutuhkan daya listrik yang lumayan besar agar semua detektor bisa terus aktif dan siap siaga.
Itulah mengapa dibutuhkan peran power supply untuk terus memberikan daya listrik ke seluruh jaringan instalasi sistem alarm kebakaran.
Penilaian risiko kebakaran dirancang untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya kebakaran dengan mengidentifikasi potensi bahaya dan risiko kebakaran di dalam gedung. Namun, tidak hanya memeriksa struktur bangunan itu sendiri, tapi isi bangunan, tata letak, dan penggunaan bangunan. Bagaimana penggunaan bangunan tersebut mempengaruhi risiko kebakaran? Berapa banyak orang yang ada di dalam gedung? Bagaimana mereka akan selamat jika terjadi kebakaran? Langkah apa yang harus diambil untuk meminimalisir bahaya?
Untuk bisnis atau bangunan umum seperti toko, gedung perkantoran, atau tempat-tempat vital lainnya dan bahkan stasiun bis dan kereta api, perlu dilakukan penilaian risiko kebakaran. Semua properti perlu mendapat penilaian risiko kebakaran. Ini bukan dokumen opsional dan diwajibkan oleh hukum Inggris.
Penilaian Resiko Kebakaran adalah proses yang melibatkan evaluasi sistematis terhadap faktor-faktor yang menentukan bahaya kebakaran, serta kemungkinan kebakaran akan terjadi, dan konsekuensinya jika terjadi.
5 langkah untuk Penilaian Risiko:
Penting untuk diingat bahwa Penilaian Resiko Kebakaran Anda harus menunjukkan bahwa sejauh masuk akal, Anda telah mempertimbangkan kebutuhan semua orang yang relevan termasuk penyandang cacat, atau gangguan yang dapat mengurangi pelarian mereka dari tempat tersebut.
Tapi mengapa perlu penilaian risiko kebakaran?
Alasannya adalah bahwa penilaian risiko kebakaran diperlukan karena diatur dalam Regulatory Reform (Fire Safety) Order 2005. Di Indonesia Penerapan FRA ini dapat mengacu kepada standar National Fire Protection Association (NFPA) dan juga peraturan lokal seperti PerMen PU No. 26 Tahun 2008. Pengelolaan proteksi kebakaran adalah upaya mencegah terjadinya kebakaran atau meluasnya kebakaran ke ruangan-ruangan ataupun lantai-lantai bangunan, termasuk ke bangunan lainnya melalui eliminasi ataupun minimalisasi risiko bahaya kebakaran, pengaturan zona-zona yang berpotensi menimbulkan kebakaran, serta kesiapan dan kesiagaan sistem proteksi aktif maupun pasif.
Secara sederhana, peraturan tersebut menyatakan bahwa penilaian risiko kebakaran harus dilakukan, namun juga mencantumkan berbagai persyaratan lainnya seperti: siapa yang dapat melakukan penilaian risiko kebakaran, siapa yang bertanggung jawab jika terjadi kebakaran, bagaimana prosedur dalam tanggap darurat dan untuk wilayah rawan bahaya, bagaiamana memberikan sosialisasi kepada setiap karyawan sehingga karyawan mampu menyelamatkan diri, dan informasi apa yang harus diberikan kepada karyawan.
Penting untuk dipahami bahwa kegagalan mematuhi Regulasi (Keselamatan Kebakaran) atau kelalaian yang menyebabkan kebakaran pada orang lain dapat dituntut secara pidana kurungan paling lama 5 tahun atau pidana kurungan paling lama setahun menurut pasal 188 KUHP. Dalam beberapa kasus, pihak yang bersalah berakhir dengan hukuman penjara.
Penting untuk dicatat bahwa undang-undang meminta penilaian risiko agar ‘sesuai’ dan ‘cukup’. Masalahnya adalah bahwa ada tingkat interpretasi di sini: apa yang mungkin cocok untuk satu properti tentu tidak akan sesuai untuk yang lain. Inilah sebabnya mengapa penting untuk menyesuaikan penilaian risiko kebakaran di masing-masing lokasi, serta untuk memperbarui dan meninjau penilaian saat dan kapan perubahan terjadi, seperti saat ruangan dipindahkan, orang-orang di bangunan tersebut berubah (terutama jika terdapat anak-anak atau orang cacat atau lanjut usia).
Siapa pun dapat melakukan penilaian risiko kebakaran, asalkan dianggap ‘kompeten’, namun baru-baru ini ditemukan bahwa banyak pemilik bisnis tidak memiliki keterampilan atau pengetahuan untuk menyelesaikan penilaian risiko tanpa bantuan. Masalahnya muncul ketika orang yang melakukan penilaian risiko kebakaran tidak memiliki pengalaman dan kemampuan untuk sepenuhnya menganalisis risiko. Bagaimana jika risiko atau bahaya tidak terjawab?
Tapi bagaimana Anda menemukan penilai risiko yang andal? Jawabannya sederhana: use only verified and certified risk assessors!
Penilaian risiko kebakaran mudah dilakukan, namun sulit dilakukan dengan baik. Hampir semua orang yang memiliki latar belakang di industri kebakaran dapat menjadikan diri mereka sebagai penilai risiko kebakaran yang ‘profesional’. Bahkan ada ratusan perusahaan yang mengaku sebagai ‘expert’ risk assessors, namun tanpa ada bukti nyata seperti tidak memiliki sertifikat.
Keselamatan tidak hanya tanggung jawab individu, tetapi juga tanggung jawab kolektif. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan dan pengelola proyek untuk memastikan bahwa semua pekerja dilengkapi dengan lifeline yang sesuai dan mendapat pelatihan yang diperlukan untuk menggunakan peralatan tersebut dengan aman.
Dengan demikian, kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman, di mana setiap pekerja dapat bekerja dengan damai dan produktif, tanpa khawatir akan risiko yang tidak perlu.
Memilih lifeline yang tepat adalah keputusan penting yang memerlukan pertimbangan serius terhadap beberapa faktor kunci. Berikut adalah beberapa faktor yang harus dipertimbangkan saat memilih lifeline:
Tips Menggunakan Lifeline dengan Aman
Menggunakan lifeline dengan aman adalah kunci untuk menjaga keselamatan di tempat kerja yang melibatkan pekerjaan di ketinggian. Berikut beberapa tips yang dapat membantu Anda menggunakan lifeline dengan aman:
Untuk mencegah terjadinya arc flash dan mengurangi risiko cedera atau kerusakan, langkah-langkah pencegahan berikut dapat diterapkan:
Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan ini secara konsisten, dapat mengurangi risiko terjadinya arc flash dan meningkatkan keselamatan pekerja di lingkungan kerja yang melibatkan listrik. Selain itu, pengawasan dan peninjauan terus menerus terhadap keamanan sistem kelistrikan juga sangat penting untuk menjaga lingkungan kerja tetap aman dari potensi bahaya arc flash.
Tips Keselamatan Kerja untuk Menghindari Arc Flash
Berikut adalah beberapa tips keselamatan kerja yang dapat membantu menghindari risiko arc flash di lingkungan kerja:
Dengan mematuhi tips keselamatan kerja ini dan mengadopsi praktik keselamatan yang baik, Anda dapat membantu mengurangi risiko terjadinya arc flash dan menjaga keselamatan diri sendiri serta rekan kerja di lingkungan kerja yang melibatkan listrik. Keselamatan harus selalu menjadi prioritas utama dalam setiap pekerjaan yang melibatkan risiko listrik.
Kesimpulan
Dalam kesimpulan, penting untuk diingat bahwa arc flash adalah bahaya serius yang dapat terjadi di lingkungan kerja yang melibatkan listrik. Dampaknya dapat fatal, menyebabkan luka bakar serius, kerusakan mata dan pendengaran, gangguan pernapasan, bahkan kematian. Namun, dengan pemahaman yang baik tentang penyebab, tanda-tanda, dampak, dan langkah-langkah pencegahan arc flash, kita dapat mengurangi risiko dan menjaga keselamatan diri dan rekan kerja.
Melakukan inspeksi dan pemeliharaan sistem kelistrikan secara berkala, menggunakan alat pelindung diri yang tepat, melatih pekerja tentang bahaya arc flash, memasang perangkat perlindungan arc flash, serta mengikuti tips keselamatan kerja yang tepat dapat membantu mencegah kejadian arc flash dan melindungi keselamatan di tempat kerja. Keselamatan harus selalu menjadi prioritas utama, dan langkah-langkah pencegahan harus diadopsi secara konsisten untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dari risiko arc flash.
sumber: indonesiasafetycenter