Sistem pentanahan adalah suatu sistem proteksi yang menghantarkan arus listrik gangguan ke tanah. Salah satu bagian sistem pentanahan adalah elektroda. Jenis elektroda pentanahan berdasarkan PUIL adalah elektroda batang, pelat dan pita.
Cara Pasang Elektroda Pelat Untuk Pentanahan (Grounding)
Nah di artikel kali ini kami akan membagikan meteri tentang cara memasang elektroda pelat untuk sistem pentanahan (grounding). Mulai dari alat dan bahan hingga prosedur pemasangan elektroda pelat.
Alat dan Bahan Pemasangan Elektroda Pelat
Cara Pemasangan Elektroda Pelat
Berikut ini merupakan langkah-lahkah dalam memasang elektroda pelat mulai dari penanaman hingga finishing.
1. Penggalian Tanah
Lakukan penggalian tanah dengan lebar 125 % dari ukuran pelat dan dengan kedalaman 0,5 - 2 m. Untuk standarisasi kedalaman penanaman elektroda pelat, hingga saat ini mimin belum menemukannya. Sehingga dalam menentukan kedalaman tanam elektroda pelat perlu mengetahui kondisi tanah / medianya terlebih dahulu.
Tanah yang lembab dan berair sangat baik untuk pentanahan sehingga kedalaman tanam elektroda bisa lebih dangkal. Namun jika kondisi tanah keras, berbatu, berpasir maka kedalaman tanam harus maksimal untuk mendapatkan hasil yang baik.
2. Pengelasan
Pada tahap ini, dilakukan pengelasan antara elektroda pelat dengan kawat penghantar BC. Pastikan pengelasan dilakukan dengan baik agar sambungan tidak terlepas.
3. Penimbunan
Pada tahap ini, bisa menggunakan tanah bekas galian sebelumnya dengan catatan tanah tersebut dalam kondisi baik untuk pentanahan (lembab dan tidak keras/berpasir/berbatu). Namun jika tanah bekas galian tidak baik untuk pentanahan maka dapat digunakan zat aditif seperti bentonit atau produk bernama GEM (Ground Enhanced Material). GEM sendiri merupakan substan yang terbuat dari bubuk Ca-Bentonite, bubuk Graphite, Sodium Carbonate (karbon), bubuk batu bara dan bubuk arang yang sangat efektif digunakan sebagaim media pentanahan.
4. Pengukuran
Setelah dilakukan penimbunan, langkah selanjutnya adalah pengukuran nilai tahanan pentanahan. Berdasarakan PUIL (Persyaratan Umum Instalasi Listrik) 2011 syarat pengujian tahanan pentanahan adalah resistansi pembumian perlengkapan dan instalasi listrik yang diamankan lebih baik kurang dari 5 ohm. Dari standarisasi tersebut, harus dipastikan bahwa hasil pengukuran tidak lebih dari 5 ohm, jika nilainya lebih maka perlu dilakukan perbaikan dengan cara memparalelkan elektroda lain (bisa elektroda pelat/batang/pita).
5. Pembuatan Dan Pemasangan Bak Kontrol
Source : Mediapetir
Bak kontrol pentanahan merupakan sebuah bak yang berfungsi sebagai tempat untuk melindungi dan dapat memudahkan proses pengukuran / perawatan pentanahan. Bak kontrol ditempatkan di atas pentanahan dan dapat dibuat dari bata yang disemen sehingga membentuk persegi. Bagian atas bak kontrol dipasangkan penutup dari pelat beton yang dapat dibuka dan ditutup saat dilakukan pengkuran / perawatan. Jika tidak ingin repot, bisa membeli bak kontrol yang sudah jadi dan telah tersedia di berbagi market place.
6. Pemasangan Busbar
Pemasangan busbar dilakukan pada bak kontrol. Pada sistem pentanagan, fungsi dari busbar adalah sebagai terminal untuk memasang kawat BC yang telah terhubung dengan elektroda pentanahan.
7. Pemasangan Skun
Ujung dari kawat BC yang terhubung dengan elektroda pentanahan dipasangkan skun. Setelah itu skun dipasang pada busbar yang ada pada bak kontrol.
8. Menghubungkan Sistem Pentanahan Dengan Sistem Kelistrikan
Langkah terakhir adalah menghubungkan sistem pentanahan yang telah dibuat dengan sistem kelistrikan seperti pada grounding transformator atau panel listrik. Langkah ini dapat dilakukan dengan menghubungkan sistem pentanahan pada bagian busbar dengan sistem kelistrikan peralatan melalui kawat BC yang telah dipasangkan pipa galvanis. Sehingga urutannya adalah sebagai berikut :
sumber: carailmu. com
Mengetahui klasifikasi area berbahaya merupakan hal yang sangat penting dalam lingkungan kerja karena dapat membantu mengidentifikasi potensi bahaya dan risiko yang mungkin terjadi. Kecelakaan kerja dapat memiliki dampak negatif yang serius, termasuk cedera fisik yang parah atau bahkan kematian bagi pekerja yang terlibat.
Selain itu, kecelakaan juga dapat merugikan perusahaan dengan menyebabkan kerusakan pada peralatan dan properti, mengganggu produktivitas, serta menimbulkan biaya medis dan kompensasi yang tinggi.
Tips Menerapkan Tindakan Pencegahan di Tempat Kerja
Menerapkan tindakan pencegahan di tempat kerja memerlukan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu dalam menerapkan tindakan pencegahan di tempat kerja:
Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman adalah tanggung jawab bersama. Keselamatan kerja merupakan prioritas yang harus dipegang oleh semua pihak terlibat, baik manajemen perusahaan maupun para pekerja. Dengan memahami klasifikasi area berbahaya dan mengambil tindakan pencegahan yang tepat, kita dapat meminimalkan risiko kecelakaan kerja yang serius.
Dan dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang sesuai, seperti pelatihan keselamatan, penggunaan peralatan pelindung diri, dan penegakan prosedur keselamatan, kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman bagi semua.
Untuk mencegah terjadinya arc flash dan mengurangi risiko cedera atau kerusakan, langkah-langkah pencegahan berikut dapat diterapkan:
Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan ini secara konsisten, dapat mengurangi risiko terjadinya arc flash dan meningkatkan keselamatan pekerja di lingkungan kerja yang melibatkan listrik. Selain itu, pengawasan dan peninjauan terus menerus terhadap keamanan sistem kelistrikan juga sangat penting untuk menjaga lingkungan kerja tetap aman dari potensi bahaya arc flash.
Tips Keselamatan Kerja untuk Menghindari Arc Flash
Berikut adalah beberapa tips keselamatan kerja yang dapat membantu menghindari risiko arc flash di lingkungan kerja:
Dengan mematuhi tips keselamatan kerja ini dan mengadopsi praktik keselamatan yang baik, Anda dapat membantu mengurangi risiko terjadinya arc flash dan menjaga keselamatan diri sendiri serta rekan kerja di lingkungan kerja yang melibatkan listrik. Keselamatan harus selalu menjadi prioritas utama dalam setiap pekerjaan yang melibatkan risiko listrik.
Kesimpulan
Dalam kesimpulan, penting untuk diingat bahwa arc flash adalah bahaya serius yang dapat terjadi di lingkungan kerja yang melibatkan listrik. Dampaknya dapat fatal, menyebabkan luka bakar serius, kerusakan mata dan pendengaran, gangguan pernapasan, bahkan kematian. Namun, dengan pemahaman yang baik tentang penyebab, tanda-tanda, dampak, dan langkah-langkah pencegahan arc flash, kita dapat mengurangi risiko dan menjaga keselamatan diri dan rekan kerja.
Melakukan inspeksi dan pemeliharaan sistem kelistrikan secara berkala, menggunakan alat pelindung diri yang tepat, melatih pekerja tentang bahaya arc flash, memasang perangkat perlindungan arc flash, serta mengikuti tips keselamatan kerja yang tepat dapat membantu mencegah kejadian arc flash dan melindungi keselamatan di tempat kerja. Keselamatan harus selalu menjadi prioritas utama, dan langkah-langkah pencegahan harus diadopsi secara konsisten untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dari risiko arc flash.
sumber: indonesiasafetycenter
Dalam dunia industri, keselamatan merupakan hal yang tak bisa diabaikan. Lifeline, atau tali pengaman safety, menjadi salah satu alat penting dalam menjaga keselamatan para pekerja, terutama di lingkungan kerja yang tinggi atau berbahaya. Dan Lifeline bukan hanya sekadar tali biasa, tetapi sebuah sistem pengaman yang dirancang untuk menahan atau menopang beban serta mengamankan pekerja dari jatuh atau tergelincir.
Pengertian Lifeline
Lifeline merupakan tali yang menjadi bagian integral dari sistem keselamatan yang dirancang untuk melindungi pekerja di lingkungan kerja yang memerlukan perlindungan dari jatuh atau tergelincir. Bahan yang digunakan untuk membuat lifeline biasanya dipilih karena kekuatan dan ketahanannya terhadap tekanan dan keausan, seperti nilon yang kuat atau baja tahan lama. Namun, selain kekuatan materi, desain lifeline juga memperhitungkan fleksibilitas agar pengguna dapat bergerak dengan relatif bebas tanpa mengorbankan keamanan.
Attachment point pada lifeline menjadi komponen kunci yang memungkinkan pengguna terhubung ke anchor point dengan aman. Anchor point biasanya dipasang pada struktur yang stabil dan kuat, seperti dinding beton atau tiang baja, untuk memastikan bahwa lifeline dapat menahan beban pengguna dengan efektif. Pemasangan attachment point dan anchor point harus dilakukan dengan cermat sesuai dengan panduan keselamatan yang berlaku, serta mempertimbangkan faktor-faktor seperti beban maksimum yang akan ditanggung oleh lifeline dan posisi pengguna saat bekerja.
Dalam situasi darurat, lifeline menjadi jaminan bagi keselamatan pekerja. Ketika terjadi kejadian tak terduga seperti jatuh atau tergelincir, lifeline akan mencegah pengguna jatuh ke bawah dengan menahan beban tubuhnya. Oleh karena itu, penggunaan lifeline tidak hanya mengurangi risiko kecelakaan, tetapi juga memberikan kepercayaan diri ekstra bagi pekerja yang harus beroperasi di ketinggian atau lingkungan kerja yang berpotensi berbahaya.
Fungsi Lifeline
Lifeline memiliki beberapa fungsi utama yang mendukung keselamatan dan efisiensi di lingkungan kerja yang berpotensi berbahaya:
Manfaat Lifeline
Penggunaan lifeline dalam lingkungan kerja membawa berbagai manfaat yang signifikan bagi keselamatan dan produktivitas:
Manfaat menggunakan lifeline sangat besar, tidak hanya bagi keselamatan pekerja tetapi juga bagi keselamatan keseluruhan di tempat kerja. Penggunaan lifeline dapat mengurangi risiko kecelakaan serius atau fatal yang bisa terjadi jika pekerja jatuh dari ketinggian.
Selain itu, dengan meningkatkan keselamatan kerja, penggunaan lifeline juga dapat mengurangi biaya yang terkait dengan kecelakaan kerja, seperti biaya medis, kompensasi pekerja, atau penundaan proyek. Dengan demikian, lifeline bukan hanya merupakan alat pengaman individual, tetapi juga merupakan investasi penting untuk keselamatan dan kesejahteraan pekerja serta kelangsungan bisnis.
Jenis-Jenis Lifeline
Terdapat empat jenis utama lifeline yang digunakan dalam berbagai aplikasi keselamatan dan industri. Mari kita jelaskan lebih detail tentang masing-masing jenis:
Komponen Utama Lifeline
Komponen-komponen utama lifeline adalah unsur-unsur kunci yang bekerja bersama-sama untuk memberikan perlindungan dan keamanan kepada pekerja yang menggunakan lifeline. Berikut penjelasan tentang masing-masing komponen: