Loading...
Mempersiapkan pengalaman terbaik untuk Anda
HSE meeting adalah program penting untuk memastikan komunikasi atasan-pekerja dilakukan secara efektif dengan menggunakan jalur komunikasi yang tepat dan memungkinkan pekerja untuk berpartisipasi dan memberikan saran dan informasi penting terkait masalah keselamatan dan kesehatan kerja. Pertemuan ini juga dapat membantu untuk memperbaiki iklim komunikasi, mendorong semangat tim, dan meningkatkan peran kepemimpinan supervisor.
Untuk pelaksanaan HSE meeting di tempat kerja, maka pertemuan harus terorganisir dengan baik dan didokumentasikan pada saat periode pelaksanaan pekerjaan. HSE meeting bisa dijadwalkan harian, mingguan dan bulanan. Hal ini dipimpin oleh Manajer Proyek KONTRAKTOR atau perwakilan harus dilibatkan termasuk perwakilan pekerja dari setiap departemen.
Tujuan dari pertemuan ini adalah untuk memastikan kesadaran tim untuk setiap potensi bahaya, risiko dan dampak yang mungkin hadir dalam basis pekerjaan mereka sendiri dan dapat mengembangkan kontrol dan penilaian metode pada proyek. Bila perlu, pertemuan tak terjadwal dapat diadakan untuk setiap kondisi kritis atau berbahaya (contoh: critical lifting, masuk ruang terbatas, insiden, dll). Hal ini didokumentasikan dan disimpan oleh perwakilan HSE di tempat kerja.
Berikut adalah jenis-jenis pertemuan / hse meeting yang umum dilakukan di proyek-proyek oil and gas, yaitu:
Daily Tool Box Meeting / Pre job Meeting, Tujuan dari toolbox meeting/ pre job meeting ini adalah untuk mengidentifikasi tugas atau pekerjaan sehari-hari dari setiap team pekerja tentang bahaya yang terkait pekerjaan dan tindakan pencegahan yang diperlukan.
Penilaian Risiko / Risk Assessment (jika ada) harus disosialisasikan dalam meeting ini. Pembukaan dilakukan oleh mandor/pengawas yang akan membahas masalah yang timbul dari setiap pekerjaan. Pekerja juga boleh melakukan diskusi dua arah dan memberikan masukan-masukan terkait tindakan pencegahan.
Weekly Safety Talk Meeting, Pertemuan ini dilakukan setiap seminggu sekali dan menghabiskan waktu sekitar 30 menit dengan membahas topik HSE yang mungkin ditujukan kepada kelompok pekerja proyek dan disajikan oleh pemimpin kelompok untuk masalah topik seperti program keselamatan, wilayah kerja yang bersangkutan, trend potensi kebiasaan pekerja, kinerja hse, penghargaan keselamatan, dll. HSE Departemen akan membantu pemimpin kelompok untuk menyediakan topik pada setip pertemuan mingguan dan menggabungkan dengan program perusahaan.
Management Walkthrough Meetings, Pertemuan ini melibatkan partisipasi manajemen bergabung dalam melakukan inspeksi atau kunjungan di lokasi proyek yang berkaitan dengan aspek HSE dan kualitas dalam wilayah proyek.
Program ini akan menghasilkan laporan inspeksi dan di mana setiap temuan dikumpulkan dan dibahas untuk memperoleh tindakan perbaikan yang diperlukan. Setiap permasalahan HSE atau masalah lain juga dibahas untuk memastikan implementasi terbaik di lokasi proyek.
Monthly HSE Committee Meeting, HSE Commitee atau Rapat P2K3 ini adalah program pertemuan rutin bulanan dengan melibatkan manajemen dan semua lini pengawasan yang sejalan dengan kegiatan proyek dengan membahas tentang pencapaian kinerja HSE dan upaya untuk meningkatkan kinerja proyek.
Kick-Off Meeting, Sebelum memulai pekerjaan atau pekerjaan penting, semua pihak yang terlibat akan melakukan Kick off meeting. Tujuan dari pertemuan ini adalah untuk mengembangkan koordinasi sebelum memulai pekerjaan.
Dalam pertemuan ini, hal-hal berikut harus dibahas terkait dengan persyaratan keselamatan yaitu: rencana keselamatan kerja dari suatu pekerjaan, peralatan dan bahan yang dibutuhkan, tugas dan tanggung jawab masing-masing pekerja, prosedur dan administrasi HSE, system izin untuk bekerja, sistem tanggap darurat, dan program HSE lain yang perlu dilaksanakan pada pekerjaan proyek.
Demikianlah jenis-jenis HSE meeting secara umum yang biasa dilakukan di proyek-proyek oil & gas yang dirangkum oleh Media K3 dari berbagai sumber. Masing-masing proyek beda istilah atau implementasinya, namun tujuannya sama.
Sumber : Media K3
Antasida adalah obat untuk meredakan gejala akibat asam lambung berlebih, seperti nyeri ulu hati, kembung, mual, atau rasa panas di dada. Obat ini bisa digunakan dalam pengobatan sakit maag, penyakit asam lambung (GERD), tukak lambung, atau gastritis.
Antasida (antacid) bekerja dengan cara menetralkan asam lambung sehingga keluhan akibat naiknya asam lambung akan mereda. Obat ini dapat bekerja dalam hitungan jam setelah diminum. Namun, antasida hanya bisa meredakan gejala dan tidak dapat mengobati penyebab meningkatnya asam lambung.
Sukralfat atau sucralfate adalah obat untuk mengatasi tukak lambung, ulkus duodenum, atau gastritis kronis. Sukralfat tersedia dalam bentuk tablet, kaplet, dan suspensi yang hanya boleh digunakan dengan resep dokter.
Sukralfat bekerja dengan cara menempel di bagian lambung atau usus yang terluka. Obat ini melindungi lukadari asam lambung, enzim pencernaan, dan garam empedu. Dengan begitu, sukralfat mencegah luka menjadi semakin parah dan membantu penyembuhan luka lebih cepat.
Jika nantinya dengan penerapan pola hidup sehat tersebut kekambuhan sakit maag masih sering terjadi dan belum dapat teratasi dengan secara mandiri, maka sebaiknya periksakan diri anda ke dokter penyakit dalam.
sumber : alodokter
Mengetahui klasifikasi area berbahaya merupakan hal yang sangat penting dalam lingkungan kerja karena dapat membantu mengidentifikasi potensi bahaya dan risiko yang mungkin terjadi. Kecelakaan kerja dapat memiliki dampak negatif yang serius, termasuk cedera fisik yang parah atau bahkan kematian bagi pekerja yang terlibat.
Selain itu, kecelakaan juga dapat merugikan perusahaan dengan menyebabkan kerusakan pada peralatan dan properti, mengganggu produktivitas, serta menimbulkan biaya medis dan kompensasi yang tinggi.
Tips Menerapkan Tindakan Pencegahan di Tempat Kerja
Menerapkan tindakan pencegahan di tempat kerja memerlukan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu dalam menerapkan tindakan pencegahan di tempat kerja:
Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman adalah tanggung jawab bersama. Keselamatan kerja merupakan prioritas yang harus dipegang oleh semua pihak terlibat, baik manajemen perusahaan maupun para pekerja. Dengan memahami klasifikasi area berbahaya dan mengambil tindakan pencegahan yang tepat, kita dapat meminimalkan risiko kecelakaan kerja yang serius.
Dan dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang sesuai, seperti pelatihan keselamatan, penggunaan peralatan pelindung diri, dan penegakan prosedur keselamatan, kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman bagi semua.
Dalam menjaga keselamatan di lingkungan kerja berpotensi berbahaya, lifeline merupakan alat yang sangat penting. Dengan memilih dan menggunakan lifeline yang tepat, pekerja dapat bekerja dengan lebih percaya diri dan aman di ketinggian, mengurangi risiko jatuh bebas dan cedera yang serius. Namun, keselamatan tidak hanya tergantung pada pemilihan lifeline yang sesuai, tetapi juga pada pemahaman dan penggunaan yang benar oleh para pekerja.
Pentingnya kesadaran dan pelatihan dalam penggunaan lifeline tidak boleh diabaikan. Para pekerja perlu diberikan pemahaman mendalam tentang cara menggunakan lifeline dengan benar, termasuk cara memasangnya, mengaitkan diri dengan benar, dan melakukan inspeksi rutin untuk memastikan kondisi lifeline tetap optimal. Hal ini akan memastikan bahwa lifeline dapat berfungsi sebagaimana mestinya dalam situasi darurat dan memberikan perlindungan maksimal bagi para pekerja.
Lifeline adalah alat penting yang digunakan dalam berbagai industri untuk melindungi keselamatan para pekerja di lingkungan kerja yang berpotensi berbahaya. Beberapa contoh penggunaan lifeline meliputi:
Tips Memilih Lifeline yang Tepat
Ketika memilih lifeline, ada beberapa faktor penting yang perlu dipertimbangkan agar memastikan keselamatan dan kinerja optimal. Berikut adalah beberapa tips dalam memilih lifeline yang tepat:
Peran klasifikasi area berbahaya sangat penting dalam pencegahan kecelakaan karena memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi dan menetapkan prioritas keselamatan dengan lebih efektif. Dengan mengetahui klasifikasi tersebut, perusahaan dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang sesuai, seperti menyusun prosedur keselamatan yang tepat dan menyediakan pelatihan kepada pekerja.
Selain itu, pengetahuan akan klasifikasi area berbahaya juga dapat meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan pekerja terhadap potensi bahaya di lingkungan kerja mereka, sehingga membantu mengurangi risiko terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan. Dengan demikian, pemahaman akan klasifikasi area berbahaya menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan produktif.
Klasifikasi area berbahaya tersebut mencakup berbagai tingkat risiko dan karakteristik yang berbeda. Ini penting untuk memastikan keselamatan dan keamanan di lingkungan kerja. Berikut adalah penjelasan singkat tentang setiap klasifikasi:
Tindakan Pencegahan untuk Masing-Masing Klasifikasi Area Berbahaya
Tindakan pencegahan untuk setiap klasifikasi area berbahaya dirancang untuk mengidentifikasi, mengurangi, dan mengendalikan risiko potensial yang terkait dengan area tersebut. Berikut adalah penjelasan lebih rinci untuk masing-masing klasifikasi: