Industri konstruksi memiliki tingkat kecelakaan kerja yang tinggi. Industri ini sering menggunakan kontraktor yang lebih dari satu untuk pembangunan sebuah proyek besar. Sektor konstruksi memerlukan manajemen K3 yang baik sehingga dapat memberikan perlindungan bagi pekerjnya.
Program K3 tersebut harus dipikirkan sejak awal, yaitu sejak dalam proses perencanaan proyek. Implementasi sistem manajamen K3 konstruksi tersebut merupakan alat untuk mengembangkan kualitas lingkungan yang aman dengan para pemangku kepentingan. Pihak terkait tentunya akan merasa senang dengan lingkungan kerja yang aman. Hal tersebut menunjukkan kesungguhan dari perusahaan dalam melakukan kewajibannya.
Pekerja yang bekerja di sektor konstruksi memiliki tingkatan jabatan yang berbeda. Semuanya perlu memahami program K3 yang dikembangkan perusahaan. Terutama bagi pekerja konstruksi yang dekat dengan risiko bahaya. Kecelakaan kerja seperti terjatuh dari bangunan tinggi, tertimba bahan bangunan, tertusuk benda tajam, dan lainnya sering dialami oleh para pekerja konstruksi.
Mereka perlu mendapatkan perlindungan berupa tempat kerja, fasilitas, dan alat pelindung diri dalam bekerja. Alat pelindung diri tersebut harus dipakai dengan benar sehingga keamanan pekerja konstruksi terjaga. Pihak manajemen yang baik akan memastikan bahwa pekerjanya telah melakukan pekerjaan sesuai dengan program K3 dan prosedur yang telah ditentukan.
Industri lainnya yang juga memiliki risiko tinggi yaitu sektor pertambangan. Di pertambangan, para pekerja harus berhadapan dengan keadaan alam dan pekerjaan yang berat. Sudah cukup banyak kecelakaan fatal yang terjadi di sektor pertambangan. Hal tersebut kebanyakan dikarenakan pihak perusahaan tidak melaksanakan program K3 dengan baik dan benar.
Misalnya tidak menyediakan perlengkapan keselamatan dan tidak melengkapi pekerja mereka dengan alat pelindung diri. Para pekerja di sekotr pertambangan tersebut juga akan menghadapi risiko terkena penyakit tertentu misalnya penyakit pernapasan karena terpapar oleh debu atau zat kimia berbahaya yang terdapat di tempat kerja mereka.
Sektor energi dan kimia merupakan sektor yang memiliki risiko tinggi yang pertama kali menggunakan dan mengaplikasikan sistem manajemen keselamatan kesehatan kerja. Beberapa insiden besar seperti yang terjadi di pembangkit nuklir Chernobyl, atau bocornya mehyl isocyanate di Bhopal, India yang membunuh ribuan orang merupakan insiden yang tentunya tidak diinginkan terjadi. Oleh karena itu sistem manajemen K3 perlu dikembangkan sehingga dapat mengatasi risiko tinggi yang terdapat dalam sektor-sektor tersebut.
Elemen kritis dalama manajemen risiko yaitu dengan menganalisis bahaya pada saat perencanaan, konstruksi, dan pelaksanaan. Beberapa metode dan teknik yang digunakan dalam menaksir bahaya antara lain:
Metode tersebut dikembangkan untuk industri energi nuklir dan kemudian diadaptasi ke proses lainnya. Metode tersebut akan membantu mengidentifikasi potensi kegagalan, memprediksi konsekuensi dan mengembangkan ukuran pencegahan dan respon darurat yang efektif. Kebanyakan negara industrial telah mengembangkan kriteria yang didesai untuk menangani masalah risiko bahaya yang terdapat di industri.
Sistem manajemen K3 sangat diperlukan bagi perusahaan di sektor-sektor yang memiliki risiko bahaya yang tinggi. Meskipun ada biaya dan tenaga yang dibutuhkan untuk melakukan program manajemen K3, namun itu akan mampu menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman bagi pekerja dan lingkungan di sekitarnya.
1. Control Panel Fire Alarm
Dalam instalasi fire alarm system dibutuhkan sebuah panel, karena sistem ini bekerja secara otomatis. Sehingga membutuhkan panel untuk mengontrol semuanya.
Panel tersebut bernama MCFA (Master control fire alarm) atau yang lebih sering disebut dengan panel fire alarm. MCFA akan berperan sebagai panel pusat yang akan mengatur dan mengendalikan semua detektor dan alarm bell yang terpasang.
Jadi semua data dan sinyal yang diberikan detector akan diolah MCFA. Kemudian baru mengeluarkan output berupa suara bunyi alarm maupun disertai dengan indikator visual. Dengan seperti ini, petugas yang memiliki tanggung jawab di bangunan tersebut bisa segera mengetahui lokasi kebakaran.
2. Audible Visual Fire Alarm
Menjadi komponen yang sangat penting, karena komponen inilah yang akan memberikan tanda kepada orang-orang disekitar jika sedang terjadi kebakaran. Nah, komponen peringatan fire alarm ini dibagi menjadi 3 macam dengan fungsi yang berbeda-beda, sebagai berikut.
Sebenarnya beberapa jenis audible visual fire alarm memiliki fungsi dan tujuan yang sama. Hanya saja, Anda bisa sesuaikan dengan peringatan seperti apa yang sedang dibutuhkan untuk proteksi bangunan Anda.
3. Power Supply
Seperti yang kita tahu bahwa, fire alarm system memiliki banyak detector, apalagi yang menggunakan model Full Addressable. Maka dari itu, dibutuhkan daya listrik yang lumayan besar agar semua detektor bisa terus aktif dan siap siaga.
Itulah mengapa dibutuhkan peran power supply untuk terus memberikan daya listrik ke seluruh jaringan instalasi sistem alarm kebakaran.
Antasida adalah obat untuk meredakan gejala akibat asam lambung berlebih, seperti nyeri ulu hati, kembung, mual, atau rasa panas di dada. Obat ini bisa digunakan dalam pengobatan sakit maag, penyakit asam lambung (GERD), tukak lambung, atau gastritis.
Antasida (antacid) bekerja dengan cara menetralkan asam lambung sehingga keluhan akibat naiknya asam lambung akan mereda. Obat ini dapat bekerja dalam hitungan jam setelah diminum. Namun, antasida hanya bisa meredakan gejala dan tidak dapat mengobati penyebab meningkatnya asam lambung.
Sukralfat atau sucralfate adalah obat untuk mengatasi tukak lambung, ulkus duodenum, atau gastritis kronis. Sukralfat tersedia dalam bentuk tablet, kaplet, dan suspensi yang hanya boleh digunakan dengan resep dokter.
Sukralfat bekerja dengan cara menempel di bagian lambung atau usus yang terluka. Obat ini melindungi lukadari asam lambung, enzim pencernaan, dan garam empedu. Dengan begitu, sukralfat mencegah luka menjadi semakin parah dan membantu penyembuhan luka lebih cepat.
Jika nantinya dengan penerapan pola hidup sehat tersebut kekambuhan sakit maag masih sering terjadi dan belum dapat teratasi dengan secara mandiri, maka sebaiknya periksakan diri anda ke dokter penyakit dalam.
sumber : alodokter
Mengetahui klasifikasi area berbahaya merupakan hal yang sangat penting dalam lingkungan kerja karena dapat membantu mengidentifikasi potensi bahaya dan risiko yang mungkin terjadi. Kecelakaan kerja dapat memiliki dampak negatif yang serius, termasuk cedera fisik yang parah atau bahkan kematian bagi pekerja yang terlibat.
Selain itu, kecelakaan juga dapat merugikan perusahaan dengan menyebabkan kerusakan pada peralatan dan properti, mengganggu produktivitas, serta menimbulkan biaya medis dan kompensasi yang tinggi.
Tips Menerapkan Tindakan Pencegahan di Tempat Kerja
Menerapkan tindakan pencegahan di tempat kerja memerlukan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu dalam menerapkan tindakan pencegahan di tempat kerja:
Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman adalah tanggung jawab bersama. Keselamatan kerja merupakan prioritas yang harus dipegang oleh semua pihak terlibat, baik manajemen perusahaan maupun para pekerja. Dengan memahami klasifikasi area berbahaya dan mengambil tindakan pencegahan yang tepat, kita dapat meminimalkan risiko kecelakaan kerja yang serius.
Dan dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang sesuai, seperti pelatihan keselamatan, penggunaan peralatan pelindung diri, dan penegakan prosedur keselamatan, kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman bagi semua.
Peran klasifikasi area berbahaya sangat penting dalam pencegahan kecelakaan karena memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi dan menetapkan prioritas keselamatan dengan lebih efektif. Dengan mengetahui klasifikasi tersebut, perusahaan dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang sesuai, seperti menyusun prosedur keselamatan yang tepat dan menyediakan pelatihan kepada pekerja.
Selain itu, pengetahuan akan klasifikasi area berbahaya juga dapat meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan pekerja terhadap potensi bahaya di lingkungan kerja mereka, sehingga membantu mengurangi risiko terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan. Dengan demikian, pemahaman akan klasifikasi area berbahaya menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan produktif.
Klasifikasi area berbahaya tersebut mencakup berbagai tingkat risiko dan karakteristik yang berbeda. Ini penting untuk memastikan keselamatan dan keamanan di lingkungan kerja. Berikut adalah penjelasan singkat tentang setiap klasifikasi:
Tindakan Pencegahan untuk Masing-Masing Klasifikasi Area Berbahaya
Tindakan pencegahan untuk setiap klasifikasi area berbahaya dirancang untuk mengidentifikasi, mengurangi, dan mengendalikan risiko potensial yang terkait dengan area tersebut. Berikut adalah penjelasan lebih rinci untuk masing-masing klasifikasi: