Loading...
Mempersiapkan pengalaman terbaik untuk Anda
Eksplorasi merupakan kegiatan pencarian komoditas tertentu seperti minyak dan gas, batu bara, hingga bakteri. Kegiatan ini memiliki berberapa tahapan dan pelaksanaannya cukup memakan waktu serta perlu dilaksanakan dengan seksama.
Eksplorasi erat hubungannya dengan kegiatan pencarian atau menjelajah komoditas tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan dari pencarian ini tidak terbatas, dan dapat berupa komoditas apapun. Mulai dari berbagai jenis mineral, minyak bumi, air, bakteri, hingga artefak bersejarah. Komoditasnya hampir tak terbatas, walau eksplorasi lebih sering dihubungkan dengan barang-barang tambang.
Kegiatan pencarian ini sangat penting untuk manusia agar dapat bertahan bahkan berkembang tiap harinya. Contoh sederhananya adalah pentingnya eksplorasi minyak dan gas untuk membantu industri, rumah tangga, hingga pembangkit listrik tetap berjalan dan hasilnya dapat dinikmati oleh masyarakat.
Tujuan Eksplorasi
Secara umum, eksplorasi bertujuan untuk menemukan berbagai komoditas, mulai dari komoditas abstrak seperti ilmu pengetahuan dan penemuan ide baru, hingga komoditas non abstrak seperti bahan tambang, mineral bumi, area tertentu, dan masih banyak lagi.
Anda pasti familiar dengan beberapa jenisnya, khususnya eksplorasi minyak dan gas bumi. Tujuannya adalah mendapatkan cadangan hidrokarbon seperti minyak dan gas yang terletak dalam perut bumi. Mengingat dua komoditas ini banyak dibutuhkan dalam berbagai keperluan masyarakat dan industri.
Selain itu secara ekonomi, kegiatan ini dilakukan untuk mempertahankan atau bahkan mengembangkan kegiatan ekonomi yang melibatkan komoditas. Seperti pengolahan barang tambang, penjualan bahan mentah pada industri dalam maupun negeri, hingga tingkat sederhana seperti bahan bakar rumah tangga.
Contoh Eksplorasi
1. Eksplorasi Minyak dan Gas Bumi
Seperti yang disebutkan di atas. Kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi bertujuan untuk menemukan cadangan-cadangan minyak dan gas baru, mengingat jumlahnya yang semakin menipis.
Eksplorasi minyak dan gas cenderung memakan waktu yang panjang. Dengan melewati umumnya lima tahapan hingga sampai pada tahap produksi migas. Walau begitu kegiatan ini semakin dilakukan secara hati-hati karena melihat kondisi alam yang semakin menua dan rusak secara perlahan.
2. Eksplorasi Tambang Batubara
Kegiatan eksplorasi juga dilaksanakan untuk menemukan cadangan batubara. Bahkan, kegiatan ini sudah dilakukan dari waktu ke waktu. Pencarian batubara biasanya dilakukan dalam empat langkah yang dimulai dari peninjauan, penelitian, penelitian pendahuluan dan dilanjutkan dengan eksplorasi secara rinci.
Survei ini bertujuan untuk mengidentifikasi keberadaan, keterjadian, ukuran, bentuk, sebaran, jumlah dan kualitas suatu endapan batubara sebagai dasar analisis/studi peluang investasi.
3. Eksplorasi Bakteri Hidrokarbonoklastik dari Rhizosfer
Selain, barang tambang dan mineral. Eksplorasi juga diadakan untuk menemukan Bakteri Hidrokarbonoklastik dari Rhizosfer yang secara kebetulan juga ditemukan di area tambang.
sumber: solarindustri
Peran klasifikasi area berbahaya sangat penting dalam pencegahan kecelakaan karena memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi dan menetapkan prioritas keselamatan dengan lebih efektif. Dengan mengetahui klasifikasi tersebut, perusahaan dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang sesuai, seperti menyusun prosedur keselamatan yang tepat dan menyediakan pelatihan kepada pekerja.
Selain itu, pengetahuan akan klasifikasi area berbahaya juga dapat meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan pekerja terhadap potensi bahaya di lingkungan kerja mereka, sehingga membantu mengurangi risiko terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan. Dengan demikian, pemahaman akan klasifikasi area berbahaya menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan produktif.
Klasifikasi area berbahaya tersebut mencakup berbagai tingkat risiko dan karakteristik yang berbeda. Ini penting untuk memastikan keselamatan dan keamanan di lingkungan kerja. Berikut adalah penjelasan singkat tentang setiap klasifikasi:
Tindakan Pencegahan untuk Masing-Masing Klasifikasi Area Berbahaya
Tindakan pencegahan untuk setiap klasifikasi area berbahaya dirancang untuk mengidentifikasi, mengurangi, dan mengendalikan risiko potensial yang terkait dengan area tersebut. Berikut adalah penjelasan lebih rinci untuk masing-masing klasifikasi:
Antasida adalah obat untuk meredakan gejala akibat asam lambung berlebih, seperti nyeri ulu hati, kembung, mual, atau rasa panas di dada. Obat ini bisa digunakan dalam pengobatan sakit maag, penyakit asam lambung (GERD), tukak lambung, atau gastritis.
Antasida (antacid) bekerja dengan cara menetralkan asam lambung sehingga keluhan akibat naiknya asam lambung akan mereda. Obat ini dapat bekerja dalam hitungan jam setelah diminum. Namun, antasida hanya bisa meredakan gejala dan tidak dapat mengobati penyebab meningkatnya asam lambung.
Sukralfat atau sucralfate adalah obat untuk mengatasi tukak lambung, ulkus duodenum, atau gastritis kronis. Sukralfat tersedia dalam bentuk tablet, kaplet, dan suspensi yang hanya boleh digunakan dengan resep dokter.
Sukralfat bekerja dengan cara menempel di bagian lambung atau usus yang terluka. Obat ini melindungi lukadari asam lambung, enzim pencernaan, dan garam empedu. Dengan begitu, sukralfat mencegah luka menjadi semakin parah dan membantu penyembuhan luka lebih cepat.
Jika nantinya dengan penerapan pola hidup sehat tersebut kekambuhan sakit maag masih sering terjadi dan belum dapat teratasi dengan secara mandiri, maka sebaiknya periksakan diri anda ke dokter penyakit dalam.
sumber : alodokter
Dalam dunia industri, keselamatan merupakan hal yang tak bisa diabaikan. Lifeline, atau tali pengaman safety, menjadi salah satu alat penting dalam menjaga keselamatan para pekerja, terutama di lingkungan kerja yang tinggi atau berbahaya. Dan Lifeline bukan hanya sekadar tali biasa, tetapi sebuah sistem pengaman yang dirancang untuk menahan atau menopang beban serta mengamankan pekerja dari jatuh atau tergelincir.
Pengertian Lifeline
Lifeline merupakan tali yang menjadi bagian integral dari sistem keselamatan yang dirancang untuk melindungi pekerja di lingkungan kerja yang memerlukan perlindungan dari jatuh atau tergelincir. Bahan yang digunakan untuk membuat lifeline biasanya dipilih karena kekuatan dan ketahanannya terhadap tekanan dan keausan, seperti nilon yang kuat atau baja tahan lama. Namun, selain kekuatan materi, desain lifeline juga memperhitungkan fleksibilitas agar pengguna dapat bergerak dengan relatif bebas tanpa mengorbankan keamanan.
Attachment point pada lifeline menjadi komponen kunci yang memungkinkan pengguna terhubung ke anchor point dengan aman. Anchor point biasanya dipasang pada struktur yang stabil dan kuat, seperti dinding beton atau tiang baja, untuk memastikan bahwa lifeline dapat menahan beban pengguna dengan efektif. Pemasangan attachment point dan anchor point harus dilakukan dengan cermat sesuai dengan panduan keselamatan yang berlaku, serta mempertimbangkan faktor-faktor seperti beban maksimum yang akan ditanggung oleh lifeline dan posisi pengguna saat bekerja.
Dalam situasi darurat, lifeline menjadi jaminan bagi keselamatan pekerja. Ketika terjadi kejadian tak terduga seperti jatuh atau tergelincir, lifeline akan mencegah pengguna jatuh ke bawah dengan menahan beban tubuhnya. Oleh karena itu, penggunaan lifeline tidak hanya mengurangi risiko kecelakaan, tetapi juga memberikan kepercayaan diri ekstra bagi pekerja yang harus beroperasi di ketinggian atau lingkungan kerja yang berpotensi berbahaya.
Fungsi Lifeline
Lifeline memiliki beberapa fungsi utama yang mendukung keselamatan dan efisiensi di lingkungan kerja yang berpotensi berbahaya:
Manfaat Lifeline
Penggunaan lifeline dalam lingkungan kerja membawa berbagai manfaat yang signifikan bagi keselamatan dan produktivitas:
Untuk mencegah terjadinya arc flash dan mengurangi risiko cedera atau kerusakan, langkah-langkah pencegahan berikut dapat diterapkan:
Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan ini secara konsisten, dapat mengurangi risiko terjadinya arc flash dan meningkatkan keselamatan pekerja di lingkungan kerja yang melibatkan listrik. Selain itu, pengawasan dan peninjauan terus menerus terhadap keamanan sistem kelistrikan juga sangat penting untuk menjaga lingkungan kerja tetap aman dari potensi bahaya arc flash.
Tips Keselamatan Kerja untuk Menghindari Arc Flash
Berikut adalah beberapa tips keselamatan kerja yang dapat membantu menghindari risiko arc flash di lingkungan kerja:
Dengan mematuhi tips keselamatan kerja ini dan mengadopsi praktik keselamatan yang baik, Anda dapat membantu mengurangi risiko terjadinya arc flash dan menjaga keselamatan diri sendiri serta rekan kerja di lingkungan kerja yang melibatkan listrik. Keselamatan harus selalu menjadi prioritas utama dalam setiap pekerjaan yang melibatkan risiko listrik.
Kesimpulan
Dalam kesimpulan, penting untuk diingat bahwa arc flash adalah bahaya serius yang dapat terjadi di lingkungan kerja yang melibatkan listrik. Dampaknya dapat fatal, menyebabkan luka bakar serius, kerusakan mata dan pendengaran, gangguan pernapasan, bahkan kematian. Namun, dengan pemahaman yang baik tentang penyebab, tanda-tanda, dampak, dan langkah-langkah pencegahan arc flash, kita dapat mengurangi risiko dan menjaga keselamatan diri dan rekan kerja.
Melakukan inspeksi dan pemeliharaan sistem kelistrikan secara berkala, menggunakan alat pelindung diri yang tepat, melatih pekerja tentang bahaya arc flash, memasang perangkat perlindungan arc flash, serta mengikuti tips keselamatan kerja yang tepat dapat membantu mencegah kejadian arc flash dan melindungi keselamatan di tempat kerja. Keselamatan harus selalu menjadi prioritas utama, dan langkah-langkah pencegahan harus diadopsi secara konsisten untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dari risiko arc flash.
sumber: indonesiasafetycenter