Loading...
Mempersiapkan pengalaman terbaik untuk Anda
Pelindung kaki (sepatu safety) digunakan untuk melindungi kaki dari kemungkinan tumpahan bahan kimia beracun dan berbahaya serta mencegah penyebaran kontaminasi. Pemilihan sepatu safety yang aman untuk penanganan bahan kimia didasarkan pada bahaya dan kondisi lingkungan kerja.
Pelindung Mata dan Wajah
Cipratan, percikan, hingga paparan kabut bahan kimia yang mengenai mata sering kali menjadi penyebab terbanyak pekerja mengalami cedera mata. Oleh karena itu, OSHA mewajibkan para pekerja untuk selalu menggunakan perangkat pelindung mata dan wajah primer dan sekunder ketika bekerja di area dengan potensi bahaya tadi.
Berikut jenis-jenis alat pelindung mata dan wajah yang berguna untuk menahan dampak bahaya bahan kimia yang bisa mencederai mata, di antaranya:
a. Safety Goggles: pelindung primer yang berguna untuk melindungi mata dari percikan dan cipratan bahan kimia. Pilih safety goggles dengan ventilasi tidak langsung (indirect ventilation ) atau tanpa ventilasi (non-ventilated goggles) saat menangani bahan kimia berbahaya.
Safety goggles dengan ventilasi tidak langsung (indirect ventilation) Sumber: thesafetysupplycompany.co.uk
b. Face Shields (tameng muka): pelindung sekunder yang berguna untuk melindungi seluruh wajah dari paparan sumber bahaya. Face shileds yang dirancang menyatu dengan headgear dapat melindungi wajah, namun tidak sepenuhnya melindungi mata. Agar perlindungan dari berbagai sumber bahaya seperti partikel beterbangan, percikan atau cipratan bahan kimia lebih maksimal, pekerja direkomendasikan menggunakan face shileds bersamaan dengan safety goggles. Face shields tidak cocok untuk melindungi pekerja dari debu, asap, atau gas.
Tidak hanya jenisnya, tipe lensa yang digunakan pada pelindung mata dan wajah juga perlu diperhatikan. Lensa harus transparan dan tidak mengganggu penglihatan. Berikut jenis lensa yang direkomendasikan untuk pelindung mata dan wajah:
Catatan: Untuk memberikan perlindungan maksimal, pastikan APD terpasang erat pada mata dan wajah. Keadaan atmosfer ruangan dan ventilasi terbatas biasanya menyebabkan lensa menjadi berkabut. Lakukan pembersihan sesering mungkin.
Pelindung Pernapasan
Kontaminasi bahan kimia yang paling sering masuk ke dalam tubuh manusia adalah melalui pernapasan. Banyak partikel di udara, debu, uap dan gas yang dapat membahayakan sistem pernapasan. Pelindung pernapasan yang tepat harus digunakan untuk meminimalkan sumber-sumber bahaya tadi. Berikut jenis pelindung pernapasan yang dapat digunakan saat menangani bahan kimia:
Air-Purifying Respirator (Respirator pemurni udara)
a. Particulate Respirator
Respirator ini hanya digunakan untuk melindungi pekerja dari bahaya paparan tingkat rendah (seperti debu, kabut, dan asap). Tidak cocok digunakan untuk melindungi pekerja dari paparan gas dan uap. Pada respirator jenis ini, filter menangkap partikel dari udara dengan metode penyaringan, sehingga udara yang melewati respirator menjadi bersih. Contoh dari particulate respirator adalah disposable dust masks dan respirator dengan disposable filter.
b. Chemical Cartridge/ Gas Mask Respirator
Jenis respirator ini menggunakan cartridge atau canister untuk menyerap gas dan uap di udara. Catridge dan canister memiliki kemampuan serap yang tinggi pada awal penggunaan dan akan mengalami penurunan hingga akhir masa pakai (masa jenuh). Lama masa jenuh sangat tergantung dari konsentrasi uap atau gas di udara dan perawatan terhadap respirator tersebut. Cartridge atau canister harus diganti sebelum jenuh karena bisa berdampak pada kemampuan daya serap terhadap kontaminan.
Sumber: 3m.com, aliexpress.com
Air-Supplied Respirator (Respirator dengan pemasok udara)
Alat pelindung pernapasan ini mirip seperti peralatan pernapasan untuk penyelam. Air-supplied respirator menyimpan pasokan udara/ oksigen di dalam tabung sehingga alat ini tidak memerlukan pasokan udara dari luar. Alat ini biasanya digunakan pada area yang kontaminasi udaranya sangat tinggi atau rendah oksigen. Juga, tangki udara biasanya hanya dapat digunakan selama satu jam atau kurang, tergantung rating tangki dan tingkat pernapasan pekerja.
Sumber: scottsafety.com
APD merupakan upaya terakhir untuk meminimalkan risiko yang dapat terjadi akibat kecelakaan atau bahaya di lingkungan kerja maupun saat operasi bahan kimia. Tidak hanya pemilihan APD yang harus dilakukan secara tepat, pemeriksaan dan perawatan APD secara rutin pun perlu dilakukan untuk memastikan APD yang digunakan dapat memberikan perlindungan dalam menahan dampak bahaya bahan kimia.
Mengetahui klasifikasi area berbahaya merupakan hal yang sangat penting dalam lingkungan kerja karena dapat membantu mengidentifikasi potensi bahaya dan risiko yang mungkin terjadi. Kecelakaan kerja dapat memiliki dampak negatif yang serius, termasuk cedera fisik yang parah atau bahkan kematian bagi pekerja yang terlibat.
Selain itu, kecelakaan juga dapat merugikan perusahaan dengan menyebabkan kerusakan pada peralatan dan properti, mengganggu produktivitas, serta menimbulkan biaya medis dan kompensasi yang tinggi.
Tips Menerapkan Tindakan Pencegahan di Tempat Kerja
Menerapkan tindakan pencegahan di tempat kerja memerlukan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu dalam menerapkan tindakan pencegahan di tempat kerja:
Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman adalah tanggung jawab bersama. Keselamatan kerja merupakan prioritas yang harus dipegang oleh semua pihak terlibat, baik manajemen perusahaan maupun para pekerja. Dengan memahami klasifikasi area berbahaya dan mengambil tindakan pencegahan yang tepat, kita dapat meminimalkan risiko kecelakaan kerja yang serius.
Dan dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang sesuai, seperti pelatihan keselamatan, penggunaan peralatan pelindung diri, dan penegakan prosedur keselamatan, kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman bagi semua.
Peran klasifikasi area berbahaya sangat penting dalam pencegahan kecelakaan karena memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi dan menetapkan prioritas keselamatan dengan lebih efektif. Dengan mengetahui klasifikasi tersebut, perusahaan dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang sesuai, seperti menyusun prosedur keselamatan yang tepat dan menyediakan pelatihan kepada pekerja.
Selain itu, pengetahuan akan klasifikasi area berbahaya juga dapat meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan pekerja terhadap potensi bahaya di lingkungan kerja mereka, sehingga membantu mengurangi risiko terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan. Dengan demikian, pemahaman akan klasifikasi area berbahaya menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan produktif.
Klasifikasi area berbahaya tersebut mencakup berbagai tingkat risiko dan karakteristik yang berbeda. Ini penting untuk memastikan keselamatan dan keamanan di lingkungan kerja. Berikut adalah penjelasan singkat tentang setiap klasifikasi:
Tindakan Pencegahan untuk Masing-Masing Klasifikasi Area Berbahaya
Tindakan pencegahan untuk setiap klasifikasi area berbahaya dirancang untuk mengidentifikasi, mengurangi, dan mengendalikan risiko potensial yang terkait dengan area tersebut. Berikut adalah penjelasan lebih rinci untuk masing-masing klasifikasi:
Keselamatan tidak hanya tanggung jawab individu, tetapi juga tanggung jawab kolektif. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan dan pengelola proyek untuk memastikan bahwa semua pekerja dilengkapi dengan lifeline yang sesuai dan mendapat pelatihan yang diperlukan untuk menggunakan peralatan tersebut dengan aman.
Dengan demikian, kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman, di mana setiap pekerja dapat bekerja dengan damai dan produktif, tanpa khawatir akan risiko yang tidak perlu.
Memilih lifeline yang tepat adalah keputusan penting yang memerlukan pertimbangan serius terhadap beberapa faktor kunci. Berikut adalah beberapa faktor yang harus dipertimbangkan saat memilih lifeline:
Tips Menggunakan Lifeline dengan Aman
Menggunakan lifeline dengan aman adalah kunci untuk menjaga keselamatan di tempat kerja yang melibatkan pekerjaan di ketinggian. Berikut beberapa tips yang dapat membantu Anda menggunakan lifeline dengan aman:
Penerangan yang buruk bukan berati yang gelap. Namun penerangan yang baik ditempat kerja adalah yang tidak menyilaukan, yang tidak berkedip, yang tidak menimbulkan bayangan kontras dan tidak menimbulkan panas. Biasanya intensitas pencahayaan dinyatakan dalam satuan Lux.
Dalam bekerja tentunya pencahayaan ini sangat penting, sehingga dalam regulasi pemerintah telah dibuatkan standarisasi berkaitan tingkat pencahayaan untuk jenis-jenis pekerjaan tertentu. Misalnya untuk penerangan di halaman dan jalan standar yang ditetapkan pemerintah yaitu setidaknya 20 lux.
Atau untuk pekerjaan yang sifatnya mengerjakan bahan-bahan yang kasar, atau pergudangan untuk menyimpan barang-barang besar dan kasar setidaknya perlu 50 lux. Semakin teliti maka semakin tinggi juga intensitas yang diperlukan namun tetap ada batasannya. Karena pencahayaan yang terlalu terang juga bisa membahayakan.
Penerangan yang buruk atau yang tidak sesuai dengan jenis pekerjaannya akan menimbulkan risiko pada pekerja seperti kelelahan mata, berkurangannya kemampuan mampu hingga kerusakan indera mata.
Di beberapa kondisi, penerangan yang buruk juga dapat mengakibatkan kecelakaan kerja. Oleh karena itu penting memastikan bahwa kita bekerja dengan penerangan yang baik. Aturan terkait pencahayaan bisa dilihat di Permenaker no 5 tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja (halaman 61)