Loading...
Mempersiapkan pengalaman terbaik untuk Anda
Tegangan listrik yang digunakan untuk menyuplai perangkat elektronik adalah tegangan listrik 1 phase (220 volt) atau tegangan listrik 3 phase (380 volt). Berdasarkan SPLN No.1:1978, batas toleransi tegangan pelayanan +5% dan -10% dari tegangan nominal. Tegangan nominal yang dimaksud adalah 220 volt sehingga standar tersebut berarti tegangan listrik tidak boleh lebih dari 231 volt atau kurang dari 198 volt.
Standar tersebut dibuat karena peralatan listrik dan elektronik memiliki tegangan kerja di 220 volt. Ketika tegangan listrik yang menyuplainya kurang atau lebih dari standari yang ditetapkan maka peralatan tersebut tidak bekerja maksimal atau akan rusak.
Spaning atau spaneng listrik adalah kejadian tidak normal pada sistem kelistrikan yang ditandai dengan tegangan listrik yang tidak stabil (naik turun). Dengan kata lain spaning listrik adalah tegangan listrik yang tidak stabil.
Cara Cek Listrik Stabil Atau Tidak
Untuk mengetahui bahwa listrik di rumah stabil atau tidak dapat dilakukan dengan beberapa cara. Nah berikut ini merupakan cara cek listrik stabil atau tidak.
1. Mengidentifikasi Kondisi Peralatan Listrik
Langkah yang paling mudah untuk mengecek apakah tegangan listrik stabil atau tidak adalah dengan mengidentifikasi kondisi peralatan listrik. Ketika terjadi tegangan turun maka lampu akan redup, kipas angin melambat, MCB KWH Meter Trip. Di sisi lain ketika terjadi tegangan lebih maka beberapa peralatan listrik rusak seperti lampu pecah, kipas mati (rusak) dll.
2. Menggunakan KWH Meter Prabayar
Jika rumah kalian menggunakan KWH Meter Prabayar (pulsa) maka kalian dapat mengecek nilai tegangan listriknya. Adapun caranya adalah dengan menekan kode “41” lalu “Enter”. Namun ada juga jenis KWH Meter dengan kode cek tegangan “04” lalu “Enter”.
Besarnya tegangan listrik dari jaringan PLN ke rumah anda akan ditampilkan pada layar LCD. Perhatikan, apabila nilai tegangannya kurang dari 198 volt maka terjadi under voltage (tegangan turun). Namun apabila lebih dari 231 volt maka terjadi over voltage (tegangan lebih).
Jika dilakukan pengecekan tegangan melalui KWH Meter dan terjadi tegangan turun atau tegangan lebih maka yang bermasalah adalah jaringan di PLN. Segera hubungi petugas PLN untuk mengatasi permasalahan tersebut.
3. Menggunakan Multimeter
Cara cek tegangan listrik stabil atau tidak dapat dilakukan dengan menggunakan multimeter. Lakukan pengukuran tegangan listrik yang ada di rumah. Kalian bisa melakukan pengukuran tegangan listrik di saat ada beban (terhubung ke peralat) dan juga saat tidak ada beban.
Perhatikan apakah nilai tegangan yang terukur sudah sesuai standar SPLN. Standar tegangan listrik PLN adalah tidak boleh lebih dari 231 volt atau kurang dari 198 volt. Ada dua kemungkinan penyababnya yaitu jaringan PLN yang bermasalah atau instalasi listrik di rumah kalian yang bermasalah.
Penyebab Spaning Listrik
Spaning Listrik atau tegangan listrik yang naik turun dapat disebabkan oleh beberapa hal dan juga bisa terjadi pada jaringan listrik PLN atau instalasi yang ada di rumah. Nah berikut ini merupakan penyebab listrik spaneng (tegangan tidak stabik).
1. Gangguan Pada Sistem Kelistrikan Di Rumah
Ketika tegangan listrik dari jaringan PLN ke rumah dalam keadaan normal namun ketika diukur hasilnya tidak stabil maka terdapat masalah pada instalasi listrik rumah. Beberapa masalah instalasi listrik yang menyebabkan tegangan tidak stabil adalah kabel tidak terpasang degan baik (longgar), terjadinya kebocoran arus, korsleting listrik (short circuit) dan beban lebih (over load).
2. Sistem Kelistrikan PLN Tidak Terpasang Dengan Baik
Sistem kelistrikan atau pengkabelan yang ada pada jaringan listrik PLN harus dipasang dengan baik (tidak boleh longgar), jika tidak maka akan menimbulkan gangguan listrik seperti under voltage (tegangan turun). Salah satu contoh realnya adalah ketika kabel netral jaringan PLN terpasang longgar yang menyebabkan tegangan turun hingga 160 Volt (standar minimum tegangan 198 volt).
3. Terjadi Beban Lebih (Overload)
Beban lebih (overload) merupakan kondisi beban yang menggunakan daya listrik melebihi daya yang tersedia. Beban lebih dapat menyebabkan tegangan jatuh (voltage drop) pada ujung saluran. Sebagai contohnya adalah transformator daya 100 VA yang melayani pelanggan dengan total daya yang lebih besar. Hal tersebut menimbulkan beban lebih dan tentu saja tidak sesuai standar PLN.
4. Voltage Drop (Tegangan Jatuh)
Voltage drop merupakan kondisi tegangan listrik yang mengalami penurunan pada saat proses penyaluran listrik dari gardu distribusi ke pelanggan. Ada beberapa hal yang menyebabkan voltage drop diantaranya jarak penyaluran yang terlalu jauh, arus listrik yang meningkat, tahanan jenis (rho) penghantar dan luas penampang penghantar yang kecil.
5. Terjadinya Perubahan Beban Yang Mendadak
PLN tidak dapat mengendalikan penggunaan beban listrik yang dilakukan oleh pelanggan sehingga kemungkinan terjadinya perubahan beban yang mendadak dapat terjadi sewaktu-waktu. Perubahan beban yang mendadak dapat menyebabkan fluktuasi arus dan daya pada jaringan listrik PLN dan hal tersebut berdampak pada kestabilan tegangan.
Ada beberapa hal yang menyababkan terjadinya perubahan beban yang mendadak seperti pelepasan beban yang besar, operasi pelepasan pemutus tenaga yang mendadak akibat hubungan singkat pada jaringan dan kegagalan isolasi.
Penilaian risiko kebakaran dirancang untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya kebakaran dengan mengidentifikasi potensi bahaya dan risiko kebakaran di dalam gedung. Namun, tidak hanya memeriksa struktur bangunan itu sendiri, tapi isi bangunan, tata letak, dan penggunaan bangunan. Bagaimana penggunaan bangunan tersebut mempengaruhi risiko kebakaran? Berapa banyak orang yang ada di dalam gedung? Bagaimana mereka akan selamat jika terjadi kebakaran? Langkah apa yang harus diambil untuk meminimalisir bahaya?
Untuk bisnis atau bangunan umum seperti toko, gedung perkantoran, atau tempat-tempat vital lainnya dan bahkan stasiun bis dan kereta api, perlu dilakukan penilaian risiko kebakaran. Semua properti perlu mendapat penilaian risiko kebakaran. Ini bukan dokumen opsional dan diwajibkan oleh hukum Inggris.
Penilaian Resiko Kebakaran adalah proses yang melibatkan evaluasi sistematis terhadap faktor-faktor yang menentukan bahaya kebakaran, serta kemungkinan kebakaran akan terjadi, dan konsekuensinya jika terjadi.
5 langkah untuk Penilaian Risiko:
Penting untuk diingat bahwa Penilaian Resiko Kebakaran Anda harus menunjukkan bahwa sejauh masuk akal, Anda telah mempertimbangkan kebutuhan semua orang yang relevan termasuk penyandang cacat, atau gangguan yang dapat mengurangi pelarian mereka dari tempat tersebut.
Tapi mengapa perlu penilaian risiko kebakaran?
Alasannya adalah bahwa penilaian risiko kebakaran diperlukan karena diatur dalam Regulatory Reform (Fire Safety) Order 2005. Di Indonesia Penerapan FRA ini dapat mengacu kepada standar National Fire Protection Association (NFPA) dan juga peraturan lokal seperti PerMen PU No. 26 Tahun 2008. Pengelolaan proteksi kebakaran adalah upaya mencegah terjadinya kebakaran atau meluasnya kebakaran ke ruangan-ruangan ataupun lantai-lantai bangunan, termasuk ke bangunan lainnya melalui eliminasi ataupun minimalisasi risiko bahaya kebakaran, pengaturan zona-zona yang berpotensi menimbulkan kebakaran, serta kesiapan dan kesiagaan sistem proteksi aktif maupun pasif.
Secara sederhana, peraturan tersebut menyatakan bahwa penilaian risiko kebakaran harus dilakukan, namun juga mencantumkan berbagai persyaratan lainnya seperti: siapa yang dapat melakukan penilaian risiko kebakaran, siapa yang bertanggung jawab jika terjadi kebakaran, bagaimana prosedur dalam tanggap darurat dan untuk wilayah rawan bahaya, bagaiamana memberikan sosialisasi kepada setiap karyawan sehingga karyawan mampu menyelamatkan diri, dan informasi apa yang harus diberikan kepada karyawan.
Penting untuk dipahami bahwa kegagalan mematuhi Regulasi (Keselamatan Kebakaran) atau kelalaian yang menyebabkan kebakaran pada orang lain dapat dituntut secara pidana kurungan paling lama 5 tahun atau pidana kurungan paling lama setahun menurut pasal 188 KUHP. Dalam beberapa kasus, pihak yang bersalah berakhir dengan hukuman penjara.
Penting untuk dicatat bahwa undang-undang meminta penilaian risiko agar ‘sesuai’ dan ‘cukup’. Masalahnya adalah bahwa ada tingkat interpretasi di sini: apa yang mungkin cocok untuk satu properti tentu tidak akan sesuai untuk yang lain. Inilah sebabnya mengapa penting untuk menyesuaikan penilaian risiko kebakaran di masing-masing lokasi, serta untuk memperbarui dan meninjau penilaian saat dan kapan perubahan terjadi, seperti saat ruangan dipindahkan, orang-orang di bangunan tersebut berubah (terutama jika terdapat anak-anak atau orang cacat atau lanjut usia).
Siapa pun dapat melakukan penilaian risiko kebakaran, asalkan dianggap ‘kompeten’, namun baru-baru ini ditemukan bahwa banyak pemilik bisnis tidak memiliki keterampilan atau pengetahuan untuk menyelesaikan penilaian risiko tanpa bantuan. Masalahnya muncul ketika orang yang melakukan penilaian risiko kebakaran tidak memiliki pengalaman dan kemampuan untuk sepenuhnya menganalisis risiko. Bagaimana jika risiko atau bahaya tidak terjawab?
Tapi bagaimana Anda menemukan penilai risiko yang andal? Jawabannya sederhana: use only verified and certified risk assessors!
Penilaian risiko kebakaran mudah dilakukan, namun sulit dilakukan dengan baik. Hampir semua orang yang memiliki latar belakang di industri kebakaran dapat menjadikan diri mereka sebagai penilai risiko kebakaran yang ‘profesional’. Bahkan ada ratusan perusahaan yang mengaku sebagai ‘expert’ risk assessors, namun tanpa ada bukti nyata seperti tidak memiliki sertifikat.
Penerangan yang buruk bukan berati yang gelap. Namun penerangan yang baik ditempat kerja adalah yang tidak menyilaukan, yang tidak berkedip, yang tidak menimbulkan bayangan kontras dan tidak menimbulkan panas. Biasanya intensitas pencahayaan dinyatakan dalam satuan Lux.
Dalam bekerja tentunya pencahayaan ini sangat penting, sehingga dalam regulasi pemerintah telah dibuatkan standarisasi berkaitan tingkat pencahayaan untuk jenis-jenis pekerjaan tertentu. Misalnya untuk penerangan di halaman dan jalan standar yang ditetapkan pemerintah yaitu setidaknya 20 lux.
Atau untuk pekerjaan yang sifatnya mengerjakan bahan-bahan yang kasar, atau pergudangan untuk menyimpan barang-barang besar dan kasar setidaknya perlu 50 lux. Semakin teliti maka semakin tinggi juga intensitas yang diperlukan namun tetap ada batasannya. Karena pencahayaan yang terlalu terang juga bisa membahayakan.
Penerangan yang buruk atau yang tidak sesuai dengan jenis pekerjaannya akan menimbulkan risiko pada pekerja seperti kelelahan mata, berkurangannya kemampuan mampu hingga kerusakan indera mata.
Di beberapa kondisi, penerangan yang buruk juga dapat mengakibatkan kecelakaan kerja. Oleh karena itu penting memastikan bahwa kita bekerja dengan penerangan yang baik. Aturan terkait pencahayaan bisa dilihat di Permenaker no 5 tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja (halaman 61)
Arc flash merupakan fenomena yang terjadi ketika arus listrik melompat melalui udara antara dua konduktor atau dari satu konduktor ke grounding. Ini sering kali disebabkan oleh kesalahan operasi, konsleting, atau kegagalan peralatan listrik. Arc flash dapat menghasilkan panas yang sangat tinggi, ledakan, percikan api, dan radiasi berbahaya. Dampaknya bisa sangat merusak, mulai dari luka bakar parah hingga kerusakan fatal pada peralatan dan fasilitas.
Dalam beberapa kasus, arc flash dapat menyebabkan cedera atau kematian bagi pekerja yang berada di dekatnya. Luka bakar serius, kerusakan pada organ internal akibat tekanan udara yang tinggi, serta cedera akibat terpentalnya benda-benda yang terkena dampak ledakan, merupakan beberapa dampak fatal yang dapat terjadi akibat arc flash.
Artikel ini bertujuan untuk membantu pembaca memahami arc flash secara menyeluruh, mulai dari penyebabnya hingga cara-cara untuk mencegahnya. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang bahaya ini, pembaca akan dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk melindungi diri mereka sendiri dan rekan kerja dari risiko arc flash. Melalui pemahaman dan tindakan pencegahan yang tepat, diharapkan kecelakaan akibat arc flash dapat diminimalkan, meningkatkan keselamatan dan kesejahteraan di tempat kerja.
Pengertian Arc Flash
Arc flash adalah ledakan api listrik yang terjadi karena korsleting atau hubungan pendek pada sistem kelistrikan. Ketika arus listrik melompat melalui udara antara dua konduktor atau dari satu konduktor ke grounding, itu dapat menyebabkan percikan api dan ledakan yang berbahaya.
Beberapa tanda-tanda yang menunjukkan kemungkinan terjadinya arc flash meliputi:
Mengenali tanda-tanda ini dapat membantu untuk mengidentifikasi potensi bahaya arc flash dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan untuk melindungi diri dan lingkungan sekitar dari risiko yang terkait.
Penyebab Arc Flash
Arc flash dapat disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya yaitu:
Mengetahui penyebab-penyebab ini penting untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat guna mengurangi risiko terjadinya arc flash di lingkungan kerja. Hal ini meliputi pelaksanaan prosedur keselamatan kerja yang ketat, pemeliharaan peralatan secara teratur, dan pelatihan yang memadai bagi pekerja yang berhubungan dengan sistem kelistrikan.
Dampak Arc Flash
Arc flash dapat memiliki dampak yang sangat serius bagi individu yang terkena, termasuk:
Mengingat potensi dampak yang serius ini, pencegahan arc flash dan perlindungan pekerja dari risiko tersebut harus menjadi prioritas utama dalam lingkungan kerja yang melibatkan listrik. Ini termasuk penggunaan peralatan perlindungan diri yang sesuai, pelatihan yang tepat, dan penerapan prosedur keselamatan yang ketat untuk mengurangi risiko terjadinya arc flash dan melindungi keselamatan dan kesejahteraan pekerja.
sumber: indonesiasafetycenter
Untuk mencegah terjadinya arc flash dan mengurangi risiko cedera atau kerusakan, langkah-langkah pencegahan berikut dapat diterapkan:
Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan ini secara konsisten, dapat mengurangi risiko terjadinya arc flash dan meningkatkan keselamatan pekerja di lingkungan kerja yang melibatkan listrik. Selain itu, pengawasan dan peninjauan terus menerus terhadap keamanan sistem kelistrikan juga sangat penting untuk menjaga lingkungan kerja tetap aman dari potensi bahaya arc flash.
Tips Keselamatan Kerja untuk Menghindari Arc Flash
Berikut adalah beberapa tips keselamatan kerja yang dapat membantu menghindari risiko arc flash di lingkungan kerja:
Dengan mematuhi tips keselamatan kerja ini dan mengadopsi praktik keselamatan yang baik, Anda dapat membantu mengurangi risiko terjadinya arc flash dan menjaga keselamatan diri sendiri serta rekan kerja di lingkungan kerja yang melibatkan listrik. Keselamatan harus selalu menjadi prioritas utama dalam setiap pekerjaan yang melibatkan risiko listrik.
Kesimpulan
Dalam kesimpulan, penting untuk diingat bahwa arc flash adalah bahaya serius yang dapat terjadi di lingkungan kerja yang melibatkan listrik. Dampaknya dapat fatal, menyebabkan luka bakar serius, kerusakan mata dan pendengaran, gangguan pernapasan, bahkan kematian. Namun, dengan pemahaman yang baik tentang penyebab, tanda-tanda, dampak, dan langkah-langkah pencegahan arc flash, kita dapat mengurangi risiko dan menjaga keselamatan diri dan rekan kerja.
Melakukan inspeksi dan pemeliharaan sistem kelistrikan secara berkala, menggunakan alat pelindung diri yang tepat, melatih pekerja tentang bahaya arc flash, memasang perangkat perlindungan arc flash, serta mengikuti tips keselamatan kerja yang tepat dapat membantu mencegah kejadian arc flash dan melindungi keselamatan di tempat kerja. Keselamatan harus selalu menjadi prioritas utama, dan langkah-langkah pencegahan harus diadopsi secara konsisten untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dari risiko arc flash.
sumber: indonesiasafetycenter