Luka memar maupun patah tulang adalah hal-hal yang memerlukan tanggapan cepat. Namun, karena keterbatasan, terkadang kita tidak bisa mengatasi luka tersebut dengan sigap. Alternatifnya, kita bisa memaksimalkan benda-benda di sekitar kita sebagai first aid atau pertolongan pertama.

Nah, tahukah kalian bahwa lakban bisa juga dijadikan alternatif untuk banyak hal? Namun, perlu diingat bahwa lakban sebagai pengganti ini hanya boleh dilakukan dalam keadaan darurat, tidak di setiap waktu. Lakban dapat dipilih sebagai pilihan terakhir saja.

Sebagai perban, Dapat berperan seperti handsaplast, lakban dapat dililit dengan kasa di sekitar luka.

Penyangga keseleo, Kalian keseleo? Lilitlah lakban di bagian yang keseleo dengan posisi yang pas, dan tempelkan ujung lakban di bagian tubuh yang dapat mensupport.

Penstabil tulang, Ambil sebuah penyangga, misalnya kayu, dan lilit dengan lakban sebagai support.

Menangkal serangga, Lilit lakban di sekitar celana untuk menjauhkan serangga berbahaya, termasuk lintah dan ular.

Penangkal bisa, Untuk mencegah bisa ular yang berbahaya menyebar, ikatlah bagian tubuh yang terkena bisa. Namun, seandainya tidak ditemukan tali, lakban bisa jadi alternatif. Tapi ingat, ini tetap alternatif terakhir.

Menghentikan darah, Bungkus bagian luka dengan lakban untuk menghentikan pendarahan. Usahakan lakbannya lumayan steril dan tidak kotor ya.

sumber : dmii

Sengatan listrik merupakan salah satu kegawatan yang dapat dijumpai di rumah sakit. Tahukah anda sekitar 1000 kematian akibat sengatan listrik terjadi setiap tahunnya, di mana luka akibat sengatan listrik menyebabkan angka kematian sebesar 3-5% atau 3-5 kematian dari setiap 100 kejadian. Kasus ini umumnya terjadi di lingkungan kerja pada orang dewasa dan di lingkungan rumah pada anak-anak.

Mengapa sengatan listrik berbahaya?

Sengatan listrik lebih berbahaya karena saat terjadi sering kali tidak menggambarkan kondisi sebenarnya dari korban, sedangkan yang sudah kita ketahui tubuh manusia merupakan penghantar listrik baik, saat sengatan listrik terjadi dapat dihantarkan ke seluruh tubuh, sehingga kerusakan yang terjadi bias sangat luas, saraf, pembuluh darah dan otot bias menjadi sasaran kerusakan saat tersengat listrik, hal ini disebabkan oleh resistensi organ yang lebih rendah sesuai dengan hokum Ohm.

Beberapa penyebab paling umum dari sengatan listrik adalah:

1. Kontak dengan alat-alat listrik atau kabel yang tidak terlapisi oleh konduktor
2. Sambaran listrik dari kabel listrik tengangan tinggi
3. Sambaran petir
4. Kontak dengan mesin atau alat-alat dalam lingkungan kerja
5. Pada anak-anak sering disebabkan karena anak menyentuh sumber listrik dengan bahan logam

Risiko yang terjadi pada organ tubuh yang di akibatkan sengatan listrik:

1. Jantung: penurunan atau peningkatan tekanan darah, kerusakan otot jantung, gangguan irama jantung, infark koroner, nyeri dada, dan henti jantung yang bisa menyebabkan kematian.
2. Saraf: nyeri kepala, kelemahan, pembengkakan otak, gangguan status mental, insomnia, gelisah, kejang, koma, dan gangguan sumsum tulang.
3. Otot: kematian otot, sindrom kompartemen.
4. Tulang: dislokasi sendi dan patah tulang.
5. Kulit: luka bakar akibat sengatan listrik.
6. Pembuluh darah: pembentukan gumpalan darah dalam pembuluh, gangguan pembekuan darah, pecahnya pembuluh darah.

Bagaimana cara menangani sengatan listrik (kesetrum)?

Berikut ini adalah yang harus Anda lakukan saat menghadapi situasi di mana seseorang tersengat listrik.

1. Matikan sumber arus listrik atau cabut kabel yang menyebabkan sengatan, jika aman.
2. Jika arus listrik tidak bisa dihentikan, dorong korban dengan alat yang tidak menghantarkan listrik, misalnya sapu, kursi, atau tongkat kayu. Gunakan alas kaki atau berdirilah di atas bahan yang tidak menghantarkan listrik seperti matras karet atau tumpukan koran.
3. Hubungi klinik kesehatan terdekat.
4. Setelah pasien aman, cek pernapasan dan denyut jantung pasien. Jika ditemukan henti napas atau jantung, lakukan pertolongan pertama sesuai kemampuan.
5. Tetap bersama pasien sampai bantuan kesehatan tiba.

sumber : dmii